BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gagal meraih satu pun gelar di kejuaraan Bulutangkis ‘Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Premier Li Ning – Jawa Barat Open 2019’ menjadi bahan evaluasi bagi pembinaan klub bulutangkis di Jabar. Dengan sisa lima seri, diharapkan pebulutangkis asal klub di Jabar bisa meraih gelar juara.
” Hasil di sirnas kali ini menjadi evaluasi kita agar di sisa lima gelaran sirnas tahun 2019, pebulutangkis asal klub di Jabar bisa tampil lebih baik lagi,” ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jabar, Umar Djaidi saat ditemui di GOR Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Sabtu (29/6/2019).
Unar yang juga menjabat sebagai Binpres PB Mutiara Cardinal Bandung mengaku jika saat inu proses regenerasi pebulutangkis sedang berjalan di klubnya. Beberapa pebulutangkis senior yang kerap menjadi andalan, satu per satu mulai ‘gantung raket’.
” Seperti Hanna Ramadini, Hera Desi Ana, serta Tiara sudah mulai berhenti. Bahkan dalam waktu dekat, Maretha Dea Giovani pun menyatakan mau berhenti. Aasannya banyak, tapi rata-rata karena menikah,” terangnya.
Selain itu, Umar pun menyebut jika persaingan pada gekaran sirnas seri ketiga di Bandung ini sangat ketat. Tidak hanya dari klub-klub besar di Indonesia seperti PB Djarum Kudus, PB Jaya Raya Jakarta, PB Exist Badminton Club Tanggerang, ditambah dengan kehadiran pebulutangkis asal luar negeri terutama Jepang.
“Kalau saya melihat, sirnas di Bandung ini bisa dibilang paling ketat persaingannya. Selain karena masuk dalam kategori premier, juga karena setiap gelaran kejuaraan di Bandung selalu diminati pebulutangkis top tanah air dan luar negeri. Tapi intinya, kita akan terus evaluasi dari hasil ini,” tegasnya.
(ageng/bam’s)