CIAMIS, FOKUSJabar.id: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Darussalam (IAID) dan Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPM) mengadakan Halal bi Halal kebangsaan, Selasa (25/6/2019).
Kegiatanyang mengusung tema ” Meneguhkan kebangsaan dalam menjalin harmonisasi ukhuwah umat berbangsa bernegara digelar di Kampus IAID, Jalan KH Ahmad Fadlil, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Menurut Ketua BEM IAID Ciamis, Ilham Nur Suryana, Halal bi Halal merupakan budaya asli Indonesia yang dikolaborasikan dengan nilai keagamaan.
” Secara esensi, kegiatan Halal bi Halal sendiri dimulai sejak KGPAA Mangkunegara-1 atau yang dikenal dengan Pangeran Samber Nyawa. Meskipun saat itu belum memakai istilah Halal bi Halal,” katanya.
Ilham menyebut, munculnya istilah Halal bi Halal setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945.
” Pada tahun 1948, para elit politik saling bertengkar tidak mau duduk dalam satu meja,” ucapnya.
Ilham mengatakan, tahun 1948 pertengahan bulan Ramadhan, Presiden Soekarno (Bung Karno) memanggil KH. Wahab Chasbulah ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat.
Pada waktu itu, para elit politik tidak mau bersatu karena mereka saling menyalahkan.
” Supaya mereka tidak punya dosa maka harus dimaafkan saling menghalalkan, sehingga istilah silaturhami itu diubah menjadi Halal bi Halal,” jelasnya.
Sejak itu, Bung Karno di Hari Raya Idul Fitri mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara menghadiri silaturahmi yang diberi judul ” Halal bi Halal.” Mereka pun akhirnya duduk dalam satu meja sebagai babak baru untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa,” jelasnya.
(Husen Maharaja/Bam’s)