BANDUNG, FOKUSJabar.id: Untuk menyiasati minimnya dukungan anggaran untuk persiapan atlet menghadapi babak kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Hoki Indonesia (FHI) Jawa Barat menerapkan sistem desentralisasi dan sentralisasi untuk pelaksanaan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda).
Pelatda sendiri akan dimulai pada April 2019 untuk menghadapi BK PON XX cabang Hoki yang rencananya digelar Agustus 2019.
” Untuk Pelatda PON XX, kita rencanakan menggunakan sistem desentralisasi dan sentralisasi sebagai antisipasi minimnya dukungan anggaran,” ujar Yuyu saat ditemui di sela-sela pelaksanaan seleksi di lapangan hoki outdoor, komplek olahraga si Jalak Harupat, Soreang Kabupaten Bandung, Minggu (31/3/2019).
Untuk desentralisasi, atlet berlatih di daerah masing-masing dengan program yang sudah disiapkan pelatih FHI Jabar. Sedangkan untuk sentralisasi, pihaknya akan menggelar latihan bersama di satu tempat bersama atlet setiap hari Jumat sampai Minggu.
” Intinya, kita ingin pelaksanaan pelatda ini berjalan dengan baik sehingga Jabar bisa lolos ke PON XX. Bagaimana pun juga, babak kualifikasi menjadi pintu awal untuk bisa tampil di PON XX di Papua tahun 2020 mendatang,” terangnya.
Untuk pelaksanaan babak kualifikasi yang rencananya digelar pada bulan Agustus 2019, Yuyu mengaku jika lokasi pelaksanaan masih tentatif. Untuk hoki indoor, rencananya akan digelar di Jakarta atau Surabaya. Sedangkan untuk hoki outdoor akan digelar di Jakarta atau Bandung.
Untuk komposisi atlet pelatda Hoki Jabar PON XX sendiri, Yuyu menuturkan diambil dari hasil seleksi yang dilakukan pada Sabtu (30/3/2019) dan Minggu (31/3/2019). Pelaksanaan seleksi sendiri, masih didominasi atlet-atlet hoki eks PON XIX tahun 2016 lalu saat Jabar meraih dua medali emas dan dua medali perunggu.
” Atlet yang seleksi memang didominasi atlet eks PON XIX sekitar 60 persen yang sisanya atlet-atlet junior hasil Porda XIII Jabar pada Oktober 2018 lalu. Kalau untuk daerah pesaing di BK PON XX nanti, di indoor ada DKI Jakarta, Jatim dan Banten. Sedangkan di outdoor, persaingan cukup merata di semua daerah,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)