Acara bertajuk ‘Film Indonesia Keren’ itu berlangsung sejak 27 hingha 31 Maret 2019. Acara digelar guna mendekatkan ekosistem film nasional kepada masyarakat.
Creative Director Film Art Exhibition Celerina Judisari menyebutkan bahwa acara tahun akan lebih mengenalkan orang di belakang layar, seperti penata busana atau pengarah artistik (wardrobe).
“Selama ini masyarakat hanya mengenal aktris yang bermain tanpa mengenal siapa yang berperan penting dalam mempersiapkan kostum,” kata Celerina.
Ada tujuh film yang kostumnya ditampilkan dalam acara Film Art Exhibition 2019 seperti, Dilan 1991, Warkop DKi Reborn, Pengabdi Setan, Soekarno, Sultan Agung, Video Pembuka Asian Games (Jokowi Motor Terbang) dan Satria Dewa Gatot Kaca.
Celerina mengatakan, desainer untuk kostum film harus memiliki kemampuan mumpuni. Sebab mereka harus menerjemahkan karakter pengguna kostum berdasarkan skenario dan menelaah sejarah peradaban serta harus bisa berimajinasi.
“Para wardrobe itu memiliki imajinasi tinggi, misalnya pada film sejarah, mereka harus menelaah sejarah terlebih dahulu untuk kemudian diimbangkan dengan karakter aktris,” jelas dia.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Chand Parwaz menuturkan mengaku bahwa film Indonesia sudah mulai berkembang. Hal itu dibuktikan dengan banyak karya sineas Indonesia yang diapresiasi hingga kancah internasional.
“Selain dari penghargaan kepada sineas, bertambahnya kepercayaan penonton Indonesia atas karya lokal menjadi bukti perfilman semakin maju,” kata dia.
Dia berharap, melalui Film Art Exhibition 2019 bisa menjembatani para pelaku film denga penonton.
“Film tidak hanya bisa dinikmati melalui layar lebar. Namun, bisa dinikamati melalui pameran-pameran di tempat terbuka dan komersial,” kata dia.
(Achmad Nugraha/LIN)