BANYUMAS FOKUSJabar.id: Kader utama Partai Berkarya Bambang Trihatmodjo menilai bahwa pertanian Indonesia berjalan di tempat, di tengah maju dan berkembangnya sektor pertanian negara-negara tetangga, terutama Thailand.
Hal itu menjadi salah satu alazan mendasar Partai Berkarya tampil berkiprah dan memberikan solusi. Salah satunya pupuk organik cair hypernano bregadium.
BACA JUGA:
PPDB 2024/2025, Disdik Kota Bandung: Semua Sekolah Sama
“Selama 20 tahun lebih reformasi ini, kami merasa sektor pertanian terabaikan. Kesejahteraan masyarakat, utamanya petani relatif turun. Sementara produk pertanian kita tak berdaya menjadi produk kelas dua di tengah serbuan produk pertanian negara lain,” kata Bambang, di sela panen raya petani binaan Partai Berkarya di Desa Jambudesa, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (22/3/2019).
Kesejahteraan rakyat, terutama petani, nelayan, buruh dan kalangan masyarakat kecil lainnya, kata dia, harus menjadi fokus Partai Berkarya.
Kepedulian akan warga kelas bawah itu menjadi nilai-nilai yang diwariskan sang ayah, Presiden Soeharto.
“Banyak fakta yang kami lihat di kehidupan sehari-hari dan kesempatan bertemu untuk bersambung rasa dengan para petani, nelayan, buruh, dan kalangan masyarakat lainnya, membuat kepedulian kami bangkit. Kami merasa sudah saatnya Partai Berkarya bangkit dan memberi solusi kepada negeri,” kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menegaskan bahwa partainya berkomitmen memberi solusi dan bukti, bukan janji. Salah satu kepedulian itu adalah meningkatkan produksi pangan nasional dan kesejahteraan para petani. Pada sisi itulah pupuk organik cair hypernano Bregadium, menjadi sumbangan Partai Berkarya.
Pada panen raya yang digelar di Desa Jambudesa, terbukti hasil produksi per hektar lahan garapan para petani binaan Partai Berkarya jauh di atas rata-rata produksi tanaman padi per hektare umumnya.
Jika umumnya per hektar tanaman padi rata-rata menghasilkan 7 ton, rata-rata hasil produksi petani binaan Berkarya mencapai 10,8 ton gabah per hektarenya.
“Apalagi pupuk ini pun organik, jadi para petani pun sebenarnya bisa menjual hasil panennya sebagai beras organik yang tentu memiliki harga jauh lebih tinggi,” kata Bambang.
Adapun cara mendapatkan pupuk organik tersebut, Bambang mempersilakan para petani mengambil pupuk dan baru bayar saat panen.
(LIN)