Desain awal itu menandai rencana proyek pembangunan monumen Soekarno di Kota Aljir. Dalam hal ini, sebagai lambang persahabatan antara Indonesia dan Aljazair, serta pengingat sejarah yang telah menentukan nasib masa depan sejumlah negara di dunia melalui konferensi Asia Afrika 1955.
Gubernur Abdelkader Zoukh menyambut baik rencana pembangunan Monumen Soekarno itu. Bahkan, dengan sangat antusias dia merekomendasikan lokasi pembangunan monumen di Ben Aknoun, kawasan bisnis di Aljir. Tidak hanya itu, Zoukh pun memerintahkan jajarannya untuk membantu mempercepat pembangunannya.
Monumen rancangan Emil itu didesain berbentuk patung setengah badan di tengah-tengah lingkaran bulan sabit berwarna hijau sebagai lambang bendera negara Aljazair.
BACA JUGA:
Pj Gubernur Jabar Apresiasi Kodam III/Siliwangi jaga Stabilitas Keamanan
Soekarno memang sangat populer di Aljazair. Peran Presiden RI pertama itu sangat besar dalam mendorong pembebasan negara-negara di benua Asia dan Afrika dari belenggu penjajahan.
Besarnya peran Soekarno dan eratnya hubungan politik serta emosional antara Indonesia dan Aljazair, kata Abdelkader Zoukh, merupakan modal berharga bagi kedua bangsa untuk bekerjasama dalam berbagai bidang.
Zoukh bahkan segera menyusun langkah-langkah kongkrit dan memulai program kerja sama melalui wadah sister city Bandung-Aljir.
Sementara itu, Emil menegaskan bahwa Jawa Barat siap meningkatkan kerjasama yang selama ini terjalin ke arah yang lebih teknis dan nyata.
Emil berharap hubungan Aljazair dengan Jawa Barat bisa meningkat dimulai dengan kedatangannya sebagai gubernur.
“Kami berharap investasi ke Jawa Barat tidak hanya dari Asia Timur, tapi juga dari Aljazair. Karena apabila hubungan ekonomi dengan Aljazair tercipta maka akan meningkatkan nilai sejarah pula,” kata dia.
Selain itu, pihaknya pun menjajaki kerjasama di bidang smart city. “Kami juga membuat aplikasi smart city di Jawa Barat, dan berharap juga melanjutkan dengan kerja sama dengan Aljir,” kata Emil.
(LIN)