BANDUNG, FOKUSJabar.id: Revolusi industri 4.0 memberikan pengaruh di berbagai lini kehidupan manusia. Hal itu ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat luar biasa.
Kondisi tersebut pun telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja bahkan gaya hidup manusia itu sendiri.
Di bidang ekonomi dan bisnis, revolusi industri 4.0 ini melahirkan berbagai startup yang menjamur di Indonesia, seperti Go-Jek, Bukalapak, dan bisnis-bisnis digital lainnya. Bahkan, bisnis pasar modal pun ikut meramaikan perkembangan teknologi di zaman ini.
Demikian terungkap dalam ‘Belajar Saham di Era Digital’ yang diinisiasi Caleg DPR RI dari Golkar Boyke Febrian Mohammad di Bandung, Minggu (3/3/2019).
Diikuti oleh ratusan milenial dari berbagai unsur, belajar saham ini menghadirkan dua pembicara, yakni Founder Tetra X Change Boyke Febrian Mohammad, dan CEO Tetra X Change Luke Syamlan.
Dalam paparannya, Boyke menceritakan bagaimana memulai bisnis saham yang digelutinya. Sebelum era teknologi digital, bisnis saham identik dengan orang yang memiliki modal tinggi, bahkan belajarnya pun harus mengekuarkan uang.
Di era ini, masyarakat diuntungkan, apalagi kaum milenial yang sudah terbiasa dengan gadget. Masyarakat hanya tinggal mengunduh aplikasi via android atau search di google terkait pembelajaran bisnis saham.
“Dengan gadget yang dimiliki, kita bisa leluasa berinvestasi saham di perusahaan yang sudah terdaftar dalam bursa efek,” kata Boyke.
Sehingga, Boyke berinisiatif membuat suatu aplikasi yang bernama Tetra X Change, sebagai robot konsultan berbasis digital. Hal ini untuk mempermudah masyarakat, serta kaum milenial untuk bisa belajar bisnis saham.
“Dengan adanya aplikasi ini masyarakat bisa dengan gratis berkonsultasi untuk berbisnis saham. Masyarakat bisa bertanya langsung dan sistem dari aplikasi tersebut langsung menjawab apa yang menjadi keinginan dari masyarakat soal investasi saham,” kata Caleg dapil Bandung-Cimahi itu.
Untuk diketahui, Tetra X Change adalah aplikasi berbasis android dan ios yang bekerja sebagai konsultan dalam bisnis saham. Aplikasi ini membantu masyarakat untuk mengambil keputusan secara cepat soal investasi saham. Sebagai online robot bernama Arvitas, Tetra X Change sudah digunakan lebih dari 20 ribu orang di Indonesia.
Selanjutnya, CEO Tetra X Change Luke Syalan menjelaskan, ada sekitar 600 perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia.
Perusahaan besar ini membuka pasar modal untuk masyarakat bisa berinvestasi saham di perusahaannya. Para perusahaan ini telah melewati serangkaian persyaratan yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Jadi tidak sembarangan, sudah diuji dulu, screanning dulu perusahaannya benar-benar bagus, baru prospektif mereka berhak masuk ke pasar modal. Seperti Bank Mandiri, Bank BRI, BCA semua ada, Indofood, XL, Indosat semua ada,” jelas Luke.
Dalam satu kali investasi saham, masyarakat minimal membeli saham sebanyak 100 lembar, dari berbagai perusahaan. Harga setiap lembar saham berbeda-beda.
Selanjutnya, ada sekitar sembilan sektor yang masuk dalam bursa efek, seperti sektor Konsumer meliputi Indofood, Mayora dan yang lainnya. Selanjutnya sektor finansial, meliputi perbankan, yang ketiga sektor infrastruktur, meliputi telekomunikasi dan tower, yang keempat sektor basic industri, meliputi perusahaan kimia dan perusahaan semen.
Sehingga, dengan belajar saham ini dapat melahirkan pebisnis-pebisnis saham yang menjamur di Kota Bandung, terutama kaum milenial sebagai pemegang peradaban selanjutnya harus menjadi penggerak ekonomi dalam berbagai sektor.
“Saya sarankan untuk pemula berinvestasi saham-saham konsumer atau perusahaan finansial, tapi belilah saham-saham yang kecenderungan naik,” pungkas dia.
(LIN)