Namun hal itu terkendala, karena tidak semua wilayah memiliki lahan memadai untuk membangun fasilitas tersebut.
Kendati begitu, di Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung bisa dilakukan. Di wilayah padat penduduk itu dibangun septic tank komunal justru di lahan sangat sempit, bahkan gang aktif lalu lintas warga.
Warga membangun septic tank sepanjang 7,5 meter dan lebar 1 meter dengan kedalaman 1,25 meter. Warga RW06 Kelurahan Babakan itu membangun septic tank dengan dana program Kotaku dan dapat dimanfaatkan oleh 300 rumah.
“Ini adalah inovasi, karena akhirnya bisa menjadi solusi septic tank komunal di wilayah sempit. Mungkin bisa direplikasi juga di wilayah lain,” kata Camat Babakan Ciparay Momon A. Imron saat mengahadiri acara Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Kamis (14/2/2019).
Pada 12 Februari 2019 lalu, Wakil Ketua Forum Bandung Sehat Yunimar Yana Mulyana bersama Kepala Dinas kesehatan Kota Bandung Rita Verita telah meresmikan septic tank komunal tersebut. Sedangkan empat septic tank serupa sedang dibangun di RW04, 05, 09, dan 11.
Septic tank ini juga menggunakan teknologi unik dan terbaru. Seluruh proses pengolahan limbah rumah tangga tidak melibatkan bahan kimia yang justru akan mencemari lingkungan.
Seluruh proses menggunakan bakteri tertentu untuk menghancurkan, menguraikan, dan menjernihkan limbah. Sehingga saat dibuang ke sungai dalam kondisi jernih dan aman.
“Bahkan tidak hanya limbah rumah tangga, Industri tahu, tempe, dan oncom juga membuang limbahnya ke septic tank komunal itu,” jelas dia
Lebih lanjut Momon mengungkapkan bahwa industri di Babakan Ciparay tidam memiliki sistem pengolahan limbah, sehingga sampah produksi dibuang dan mencemari sungai. Hal itu juga menarik perhatian Komandan Sektor 22 Citarum Harum.
“Sekarang sudah ada pembuangan. Jadi airnya sudah sangat jernih dan bersih. Aman untuk dialirkan ke sungai,” kata dia.
Babakan Ciparay tengah mengejar target, 47 persen wilayah belum memiliki septic tank yang sehat. Jika itu bisa tercapai dalam waktu dekat, Babakan Ciparay bisa menjadi kecamatan sehat.
(Yusuf Mugni/LIN)