GARUT, FOKUSJabar.id : Pendidikan menjadi salah satu sektor pembangunan yang diprioritaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, hal itu penting untuk mengakselerasi visi dan misi Jawa Barat sebagai Provinsi Juara Lahir dan Batin.
Menurut Uu, majunya sektor pendidikan akan mendokrak indeks pembangunan lainnya seperti kesehatan hingga perekonomian.
” Pendidikan adalah kunci kesuksesan,” sebut Uu, pada Acara Penguatan Manajerial Kepala Sekokah sekaligus Silaturahmi bersama Kepala Sekolah SMA/ SMK/ SMALB Negeri dan Swasta se-Kabupaten Garut.
Kuncinya, butuh kekompakan dan kebersamaan serta dukungan dari semua insan pendidikan Jawa Barat.
“ Kami ingin membangun hubungan emosional dengan pelaku pendidikan. Bapak/Ibu insan pendidikan merupakan mitra kami,” katanya.
Uu meminta agar para Kepala Sekolah pandai bergaul. Sehingga mereka mampu membuka cakrawala dan wawasan berpikir, agar hadir iklim pendidikan yang berkemajuan.
” Bergaulah dengan para pengusaha, pejabat, politisi, hingga ulama. Hingga hadir motivasi dan tularkanlah kisah- kisah sukses kepada para siswa, sehingga mampu mengubah paradigma berpikir peserta didik tentang potensi dirinya,” ajak Wagub Jabar.
Dengan begitu para guru tidak hanya berfokus pada nilai angka dan ijazah dalam setiap proses pendidikan. Akan tetapi juga soft skills dan kebermanfaatan ilmu yang dimiliki untuk diamalkan di kehidupan bermasyarakat. Hingga hadir manusia yang berkarakter dan bermoral.
Pergaulan sambung Uu, memperluas relasi, sekolah mampu membuat kerjasama dengan berbagai pihak yang bisa membuat sekolah semakin berkembang. Selain itu, dengan relasi, para lulusan, SMK khususnya bisa diserap pihak yang bekerja sama dengan sekolah sebagai tenaga kerja.
Untuk mendukung pembangunan moral dan karakter, Provinsi Jawa Barat saat ini juga menghadirkan Program Ajengan Masuk Sekolah (AMS) yang akan mulai diterapkan di SMA/SMK pada tahun ajaran baru 2019.
Untuk tahap awal, dalam pelaksanaannya, ajengan atau kyai akan mengajarkan langsung kepada murid. Namun tidak menutup kemungkinan akan berkolaborasi dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
” Nanti kalau guru agamanya sudah bisa kenapa tidak kita kolaborasi dengan guru PAI di sekolah,” katanya.
Materi yang diberikan dalam program AMS tidak hanya ceramah keagamaan saja tapi akan sama dengan kurikulum yang diterapkan di pesantren.
” Teknisnya seperti ajengan di pesantren. Maka kurikulumnya pun ada kitab kuning dan lainnya supaya mereka tahu,” terang Uu.
Terkait ajengan yang akan dilibatkan dalam program tersebut, Uu menyerahkan sepenuhnya ke MUI. Adapun ajengan yang akan diprioritaskan berdomisili dekat dengan sekolah.
“Ajengan atau kyai nya jangan dilihat ijazahnya asal berpengalaman dan mereka dilegalisasi oleh MUI jadi yang berhak menunjuk ajengannya adalah MUI,” kata Uu.
Tujuan program AMS lainnya adalah untuk menangkal faham radikalisme yang rentan dikalangan remaja dan menghilangkan dekadensi atau kemerosotan moral anak.
” Insya Allah, dengan pendidkan agama yang intens bisa diperbaiki. Memang sudah ada pendidikan agama di sekolah tapi yang jelas tidak akan bertabrakan dengan kurikulum yang ada,” ungkap Uu.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Dewi Sartika menerangkan, lima tahun ke depan bidang pendidikan di Jawa Barat fokus pada akses pemerataan pendidikan, kualitas mutu layanan pendidikan serta relevansi SMK dengan industri atau lapangan kerja.
Dia mengingatkan para pihak sekolah, terkait kesiapan menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), agar dipersiapkan sebaik mungkin.
(Bam’s)