BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pelaksanaan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Cabang Olahraga (Cabor) untuk persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020, kemungkinan besar akan dilakukan dengan sistem Pelatda mandiri.
Hal tersebut seiring dengan minimnya bantuan dana hibah yang akan diterima KONI Jabar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat pada tahun anggaran 2019.
Demikian disampaikan Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin usai pelaksanaan Rapat Koordinasi Persiapan Jabar Menuju PON XX Tahun 2020 Papua di Novotel, Jalan Cihampelas Kota Bandung, Kamis (31/1/2019) malam.
Ahmad menuturkan, dibutuhkan sebuah rancang bangun atau program yang tepat untuk menghadapi PON XX/2020 dengan kondisi dan situasi yang dihadapi KONI Jabar, juga Cabor pada saat ini.
” Melalui rapat koordinasi ini, kita ingin berdiskusi dengan Cabor terkait program Pelatda PON XX yang sesungguhnya dengan kondisi dan situasi anggaran yang kurang mumpuni ini. Artinya, kelaikan program seperti apa yang harus diterapkan dengan kondisi dana yang akan diterima KONI Jabar saat ini,” ujar Ahmad.
Untuk itu, konsep pelaksanaan Pelatda PON XX/2020 di setiap Cabor pun diarahkan untuk digelar secara mandiri. Artinya, setiap Cabor diarahkan mencari dukungan anggaran atau tambahan dana untuk menggelar pelaksanaan Pelatda tersebut.
Saat ini, sudah ada Cabor sudah melakukan sistem sponsorship untuk mencari dana tambahan dalam program pembinaan atlet-atlet mereka. Salah satunya, Cabor Karate yang melakukan kerjasama dengan beberapa pengusaha untuk mendukung proses pembinaan atletnya.
” Ini yang terus kita dorong bagaimana semua Cabor mencari kontribusi dari sektor lain dan itu sangat memungkinkan dalam mendukung pelaksanaan Pelatda. Kita pun sudah berbicara dengan pihak aparat Pemprov Jabar terkait kemungkinan mendapat anggaran biaya tambahan (ABT) pada APBD Perubahan tahun 2019. Kalau pun tidak, kita punya sedikit ‘harta’ yang bisa digunakan,” terangnya.
Selain itu, setiap Cabor diarahkan untuk menggelar Pelatda mandiri dengan diproyeksikan di KONI Kota/Kabupaten asal atlet berada. Dan dalam periodesasi dua atau tiga bulan, digelar secara terpusat di Kota Bandung.
” Untuk pola pelaksanaan Pelatda ini, kita berharap dukungan dari pihak KONI Kota/Kabupaten. Misalnya di Cabor Kempo yang mayoritas atletnya berasal dari Kota Bogor dan Kota Bandung, maka Pelatda bisa digelar di Kota Bogor dengan sekali-kali digelar juga di Kota Bandung,” tambahnya.
Keberadaan atlet asal Jabar di Pelatnas pun, diakui Ahmad menjadi keuntungan tersendiri bagi Jabar. Selain dari pola latihan yang lebih intensif, dari sisi anggaran pun akan lebih efisien. Sehingga setiap cabang olahraga bisa melakukan proses pelatda dengan proyeksi atlet lapis kedua.
” Dengan tahapan tersebut, kita harap rumah tangga olahraga Jabar bisa menjadi rumah tangga ideal dalam konteks situasi dan kondisi apapun. Artinya, rumah tangga olahraga Jabar bersama-sama mampu mengatasi setiap persoalan yang dihadapi,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)