TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id : Wilayah Kota Tasikmalaya menjadi sasaran peredaran dan penyalahgunaan barang haram Narkotika. Hal itu terbukti disepanjang tahun 2018, sebanyak 33 kasus Narkoba terungkap Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tasikmalaya.
Kepala BNN Kota Tasikmalaya, Tuteng Budiman mengatakan, wilayah Kota Tasikmalaya menjadi tempat para bandar Narkoba menjalankan bisnis haramnya karena dianggap memiliki potensi yang menjanjikan.
” Ini perlu diwaspadai. Terlebih, kami sudah mengungkap 33 kasus. Diantaranya, pengungkapan jaringan dan pengedar sabu-sabu. Ini berdasarkan Laporan Kasus Narkotika (LKN) dengan 6 pelaku tersangka berikut barang bukti 3,5 gram sabu-sabu,” ungkap Tuteng.
” Dari puluhan kasus yang diungkap melalui kegiatan operasi, beberapa diantaranya sudah dalam proses persidangan. Termasuk 22 orang penyalahgunaan narkoba dilakukan rawat jalan, 13 direhabilitasi guna menghilangkan ketergantungan penggunaan,” tambah dia.
Dari sekian puluh pengungkapan katanya, ada kasus yang tergolong baru terjadi, dan ini belum pernah ada dimanapun.
” Ada kasus rental narkoba, ini tergolong pola baru di Indonesia, dan saat pengungkapan kasus ini, mendapat sorotan dan apresiasi dari BNN Pusat,” tuturnya.
Pihaknya pun terus melakukan upaya dan antisipasi agar peredaran dan penyalahgunaan narkoba di wilayah Kota Tasikmalaya tidak semakin memprihatinkan melalui tes urine ke berbagai tempat dan kesempatan, kegiatan sosialisasi bahaya negatif narkoba termasuk operasi gabungan bersama pihak Kepolisian ke tempat-tempat yang terindikasi ada peredaran narkoba.
” Pencegahan penyalahgunaan obat-obat terlarang jenis narkoba, butuh peran aktif dari seluruh komponen masyarakat, agar peredaran narkoba khususnya di wilayah Kota Tasikmalaya bisa diputus mata rantainya. Untuk itu diharapkan masyarakat dapat segera melaporkan ke BNN atau pihak terkait jika menemukan ada yang mencurigakan,” pungkasnya.
(Seda/Bam’s)
