Kamis 12 Desember 2024

Pelajar Dominasi Tempat Rehabilitasi BNN Kota Cimahi

CIMAHI, FOKUSJabar.id : Miris, 54 pecandu narkotika yang direhabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi didominasi oleh pelajar.

” Lebih banyak sekarang (yang direhab pelajar) dari tahun sebelumnya. Sebelumnya hanya beberapa kasus dan bisa ditangani oleh sekolah,” kata Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Cimahi, Syamsul Anwar.

Para pecandu narkotika termasuk pelajar itu mayoritas menggunakan obat-obatan terlarang yang mudah diakses. Saat ini pihak sekolah mulai meningkat kesadarannya agar mendorong pelajar yang menggunakan obat-obatan direhabilitasi di BNN Kota Cimahi.

” Kebanyakan (beli) dari toko obat. Tokonya legal, (obat) dijual kepada mereka yang tidak seharusnya membeli. Ini bisa diawasi kalau kita nungguin di toko obat, tahu siapa yang beli,” ungkapnya.

” Berdasarkan jenis kelamin, 83 persen laki-laki dan 17 orang persen perempuan. Dari 54 yang direhab paling tinggi pelajar, 35 persen atau 30 orang pelajar yang menggunakan obat-obatan,” ujar Kepala BNN Kota Cimahi, Ivan Eka Satya.

Menurutnya, pengawasan toko obat juga menjadi kewenangan Dinas Kesehatan dan terkait perizinan berada di Dinas Perizinan. “Pengawasan bisa dilakukan oleh Dinkessoal toko obat, hanya perizinan ada di dinas perizinan,” katanya.

Berdasarkan data yang disampaikan BNN, 54 pecandu yang direhabilitasi berada diantaranya di Puskesmas Cimahi Tengah 10 orang, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat 5 orang, Rumah Sakit Mal 10 orang dan di Yayasan Dinamika Harapan sebanyak 25 orang.

“Berdasarkan jenis kelamin, 83 persen laki-laki dan 17 orang persen perempuan. Dari 54 yang direhab paling tinggi pelajar, 35 persen atau 30 orang pelajar yang menggunakan obat-obatan,” ujar Kepala BNN Kota Cimahi, Ivan Eka Satya.

Dia menuturkan, diantaranya yang lain dari kalangan swasta 30 persen, ibu rumah tangga 2 persen. Dengan didominasi penggunaan obat-obatan, dari konsumsi heroin ke konsumsi alprazolam.

Dirinya menambahkan, layanan rehabilitasi terhadap pecandu masih rendah sebab kesadaran masyarakat untuk melaporkan anggota keluarganya yang pecandu untuk direhab masih minim.

(Achmad Nugraha/Bam’s)

Berita Terbaru

spot_img