Aksi tersebut digelar sebagai bentuk solidaritas terkait pembantaian Muslim Uigur di Xinjiang, Tiongkok.
Massa sebelumnya berkumpul di Masjid Pusdai, seusai melaksanakan Salat Jum’at massa langsung bergerak menuju Gedung Sate. Dalam aksinya mereka membawa bendera kalimat Tauhid sambil meneriakan takbir.
Jubir GSM Trisna menduga bahwa Pemerintah Cina melakukan pembersihan etnis dan ideologi terhadap penduduk di Turkistan Timur (Xianjiang), khususnya etnis Uighur yang beragama Islam.
“Pembersihan etnis dan ideologi ini selalu dilakukan dengan kekerasan dan cara-cara lain yang mengundang kekerasan,” kata Trisna.
Berikut lima poin pernyataan sikap dari GSM:
1. Mengecam tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok Kepada masyarakat Uighur di Xianjiang.
2. Menuntut Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok untuk menghentikan tindakan kekerasan terhadap masyarakat Uighur.
3. Mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk terlibat aktif dan peduli atas kondisi yang menimpa masyarakat Uighur.
4. Mendesak kepala OKI dan PBB untuk melakukan tindakan nyata sesuai ketentuan Internasional demi melaksanakan ketertiban dunia atas nama hak asasi manusia.
5. Menyeruakan kepada masyarakat Internasional untuk membantu masyarakat Uighur baik materil mau pun non materil.
(Yusuf Mugni/LIN)