BANDUNG, FOKUSJabar.id: Seorang putri dari Uni Emirat Arab (UEA), Sheikha Latifa binti Mohammed al-Maktoum dikabarkan hilang setelah ditangkap oleh sekelompok orang bersenjata setelah kabur dari kediamannya. Dia melakukan hal itu karena merasa terkekang di tanah kelahirannya, meski bergelimang harta.
Melansir CNN, Rabu (5/12/2018), Latifa yang merupakan anak dari Pemimpin Dubai dan Perdana Menteri UEA, Sheikh Mohammed Rashid al-Maktoum kabur dari rumahnya menuju India pada Maret lalu. Namun, ketika berada pada jarak 30 mil laut dari lepas pantai Goa, perempuan berusia 32 tahun itu disergap oleh sekelompok orang yang diduga kuat adalah utusan sang ayah.
Konon, Latifa sudah merencanakan pelarian itu selama 7 tahun. Dia mengaku belajar dari pengalaman sang kakak, Shamsa, yang juga sempat kabur dari tempat peristirahatan di Surrey, Inggris.
Latifa juga sempat mencoba kabur pada usia 16 tahun. Namun, dia tertangkap kemudian dipenjara selama 3 tahun. Saat itu dia disiksa dan dipukuli.
“Saya merasa disia-siakan dan tertekan seumur hidup. Perempuan (di UEA) dianggap bukan manusia. Ayah saya tidak boleh terus menerus melakukan itu kepada kami semua,” tulis Latifa kepada kenalannya, Herve Jaubert.
Jaubert adalah salah satu orang yang membantu Latifa merencanakan pelarian. Keduanya berkolaborasi bersama pelatih capoeira asal Finlandia, Tiina Jauhiainen untuk mengeksekusi rencana itu.
Latifa kemudian pergi ke perbatasan Oman, kemudian pergi menempuh 26 mil laut menggunakan perahu karet dan jet ski. Di tengah perjalanan, Jaubert sudah menunggu menggunakan yacht.
Sebelum kabur, Latifa ternyata sudah merekam pengakuan melalui video. Rekaman itu kini beredar luas di dunia maya.
Hingga berita ini ditayangkan, pemerintah Dubai belum memberikan tanggapan apapun.
(Agung)