BANDUNG, FOKUSJabar.id: Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat menilai perempuan masih tertinggal dalam sisi informasi maupun soal partisipatif pengawasan pelaksanaan pemilu. Karena itu harus diberi ruang untuk mendapatkan akses dan informasi yang kuat.
“Ini menunjukkan bahwa ternyata dalam konteks melakukan keterlibatan aktif melakukan pengawasan pemilu perempuan masih belum muncul derajatnya,” kata Komisner Bawaslu Jabar Lolly Suhenty , Rabu (5/12).
Loly mengatakan, banyak faktor yang membuat kaum hawa kurang aktif berpartisipasi dalam pengawasan Pemilu. Bisa karena faktor kultur masyarakat juga karena faktor keterbatasan akses informasi.
“Kalau dari forum tadi terlihat bahwa teman-teman perempuan ini bukan berarti tidak mau berpartisipasi tetapi mereka masih kebingungan untuk mengetahui mekanisme pelaporan,” katanya.
Lolly mengatakan, pihaknya berkepentingan untuk memastikan Pemilu ini tidak hanya hajatnya kaum laki-laki. Memang, stigma yang masih berkembang di masyarakat, politik dianggap dunia yang kotor dan dianggap dunia maskulin.
“Ini pemahaman semacam ini memang harus kita dorong bersama,” katanya.
Untuk di Jabar sendiri, pada DPT Hasil Perbaikan (HP) 2 menujukan jumlah laki-laki lebih tinggi dengan selisih 160 ribu dari perempuan.
Namun, menurut dia, yang paling penting adalah spirit yang dijaga. Satu suara pun ketika disalurkan dengan kesadaran kritis maka akan mempengaruhi kualitas demokrasi
“Karena itu seluruh elemen warga negara harus mendapatkan akses informasi yang cukup dalam konteks ini Bawaslu bertanggung jawab memastikan seluruh elemen masyarakat memahami,” tuturnya.
(AS/DAR)