BANDUNG, FOKUSJabar.id : Tim Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Barat gagal meraih target pada gelaran Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panjat Tebing XVII tahun 2018 yang digelar di Arena Sport Climbing, stadion Manahan, Solo.
Dari 6 hari pelaksanaan Kejurnas, Selasa (27/11/2018) sampai Minggu (2/12/2018), tim FPTI Jabar hanya meraih satu medali emas, tiga medali perak dan dua medali perunggu.
Manajer tim FPTI Jabar, Oemar Soemaryono menuturkan, raihan pada Kejurnas 2018 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana Jabar berhasil meraih dua medali emas. Salah satu alasan tidak tercapai target karena nomor andalan Jabar yakni lead mix tidak dipertandingkan.
” Target kita menyamai hasil Kejurnas sebelumnya. Yakni dua emas. Tapi karena nomor andalan kita tidak dipertandingkan, kita hanya meraih satu medali emas saja. Kalau dari sisi potensi dan kualitas atlet, tidak jauh berbeda dengan provinsi lain,” ujar Oemar saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran 37 Kota Bandung, Selasa (4/12/2018).
Selain tidak dipertandingkannya nomor andalan, Oemar menambahkan, kegagalan tim FPTI Jabar di ajang kejurnaa pun karena persiapan tim dan atlet yang sangat minim. Pasalnya, hampir semua provinsi sudah melakukan pemusatan latihan daerah (Pelatda) sejak setahun lalu.
” Ini terlihat dari performa atlet. Perbandingannya, di kejurnas 2017 kita meraih medali emas dari nomor boulder beregu putra dan lead mix. Tapi di kejurnas kali ini, kita gagal meraih medali emas di dua nomor tersebut,” tambahnya.
Satu-satunya medali emas bagi tim FPTI Jabar, disumbangkan oleh atlet asal Kota Bekasi, Salsabila dari nomor lead perorangan putri. Sedangkan tiga medali perak disumbangkan Widia Fijiyanti di nomor lead perorangan putri, lead beregu putra, dan lead beregu putri. Dan dua medali perunggu dipersembahkan Tonny Mamiri di nomor speed clasic perorangan putra dan Widia Fujiyanti di nomor combined putri.
Gelar juara umum pada kejurnas kali ini, diraih tim FPTI Jatim yang menggondol delapan medali emaa, enam medali perunggu, dan tiga medali perunggu. Disusul Jateng (4 emas, 4 perak, 3 perunggu) dan DKI Jakarta (2 emas, 1 perak, 3 perunggu) di peringkat dua dan tiga.
“Ajang kejurnas ini benar-benar menjadi ajang evaluasi bagi kita untuk persiapan tim menghadapi PON XX tahun 2020 di Papua. Untuk itu, kita berharap dukungan untuk pelaksanaan pelatda PON XX sejak saat ini bisa dilakukan. Kalau dilaksanakan, Insha Allah kita bisa berprestasi lebih baik,” tegasnya.
(ageng/bam’s)