Rabu 8 Januari 2025

Pelari Kenya Dominasi Kategori Open Jabar International Marathon 2018

PANGANDARAN, FOKUSJabar.id : Pelari Kenya mendominasi edisi perdana Jabar International Marathon (JIM) tahun 2018 yang digelar di Pantai Barat Pangandaran, Minggu (2/12/2018) kemarin.
Pelari asal benua Afrika tersebut berhasil mendominasi pada kategori open di kelas Full Marathon (42 km) dan Half Marathon (21 km). Baik putra maupun putri.
Pelari Kenya Domonasi Jabar Internasional Marathon (Foto Ageng)
Pada kelas FM yang menetapkan cut time 7 jam, para pelari asal Kenya berhasil menyelesaikan dalam waktu kurang dari 3 jam. Pada kategori open putra, Laban Kipkemol Moiben menjadi yang tercepat setelah menyelesaikan lomba selama 2 jam 28 menit 58 detik disusul rekan senegaranya Bosuben Bernard Kipkemol (2:29.05) dan Kichwen Edwin Kiptanui (2:36.06).
Sedangkan di kategori open putri, Margaret Wangui (Kenya) menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 3 jam 02 menit 34 detik disusul pelari Kenya lain yakni Muriuki Jane Wanjiru (3:03.33) dan Daisy Cherono Kipngetich (3:07.32) di posisi dua dan tiga.
Dominasi pelari asal Kenya ini kembali terjadi di kelas Half Marathon yang menempuh jarak sekitar 21 km dengan cut time 4 jam. Di kategori open putra, Mburu John Muiruri menjadi yang pertama menyentuh garis finish dengan catatan waktu 1 jam 21 menit 41 detik.
Di posisi dua ditempati pelari Kenya lain yakni Charles Munyua Njoki dengan catatan waktu 1 jam 09 menit 17 detik dan pelari Ethiopia, Tariku Demelash Abera di posisi tiga dengan catatan waktu 1 jam 10 menit 26 detik.
Di kategori open putri, pelari Kenya atas nama Cheptoeck Careen tampil sebagai yang tercepat dengan catatan waktu 1 jam 21 menit 41 detik, disusul rekannya Jackline Nzivo (1:23:12) dan Elizabeth Wanza Maithya (1:24:58) di posisi dua dan tiga.
Sementara Rindanis Junaida menjadi satu-satunya pelari asal Indonesia yang berhasil mendapatkan hadiah uang tunai pada kategori open setelah menempati peringkat lima dengan catatan waktu 2 jam 34 menit 50 detik dan finish setelah pelari Ethiopia, Gebremekel Ethiopia Aregay yang menempati posisi tiga.
Edisi perdana JIM 2018 sendiri berlangsung meriah dan diikuti sekitar 700 peserta yang 70 peserta diantaranya berasal dari luar negeri. Mereka cukup antusias melakukan lomba lari marathon di empat kelas yakni full marathon, half marathon, 10K dan 5K sekaligus menikmati pemandangan pantai dan pegunungan Pangandaran.
Para pelari di JIM 2018 sendiri melintasi rute sepanjang garis pantai Pangandaran hingga Batu Hiu dengan titik start Jalan Pamegaran di Pantai Barat lalu ke arah Jalan Cijulang, Jalan Parigi, Jalan Buni Ayu, Jalan Balong Salawe, Jalan Batu Hiu, Jalan Raya Cijulang, dan kembali finish di Jalan Pamegaran.
“Rutenya cukup nyaman untuk dilalui. Ini pengalaman yang berbeda karena berlari dengan pemandangan pantai, sawah, pegunungan. Menyenangkan, karena bukan hanya lari tapi juga bagus buat foto-foto,” ujar salah seorang peserta kelas 5K asal Cimahi, Wira Alkian (18) saat ditemui usai lomba, Minggu (2/12/2018).
Selain itu, para pelari yang memang menjadikan ajang ini untuk berburu gelar sekaligus hadiah uang, rute yang ditawarkan cukup nyaman karena terbebas dari gangguan lalu lintas. Terik cuaca pantai yang panas menjadi satu-satunya tantangan yang harus ditaklukkan.
“Kalau soal pemandangan pantai atau yang lainnya, saya tidak terlalu menikmati karena fokus lari saja. Tapi lomba ini menarik dan semoga saja bisa digelar rutin setiap tahun,” ujar Ricky Robin, pelari asal Bandung yang berhasil menjadi juara pada kelas 10K kategori nasional putra.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat, Yudha M. Saputra mengatakan, selain menjadi arena kompetitif untuk para pecinta lari lintasnegara, kejuaraan skala internasional ini memang dirancang untuk menumbuhkan pariwisata kawasan Jawa Barat bagian selatan dengan destinasi utama Pangandaran.
Kawasan Pangandaran sendiri dipilih sebagai lokasi permanen JIM karena memiliki keragaman lokasi wisata yang menarik bagi banyak orang, terutama para peserta lari.
” Pada setiap tempat transit atau titik minum, para peserta akan disuguhi aneka pertunjukkan budaya lokal. Kegiatan ini pun akan menjadi agenda resmi tahunan Dispora Jabar. Sesuai dengan amanat Gubernur, Jabar harus menjadi provinsi destinasi wisata salah satunya melalui kegiatan sport tourism seperti yang kita lakukan di Pangandaran ini,” ujar Yudha.
Untuk kegiatan perdana JIM, Yudha mengaku antusiasme peserta cukup tinggi meski dari sisi target peserta tidak sesuai dengahn harapan pihaknya. Hal ini dikarenakan waktu promosi dan persiapan yang singkat dari kegiatan JIM tahun 2018.
” Untuk agenda tahun 2019, akan kita siapkan lebih matang dan melibatkan lintas instansi seperti dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) serta Dinas KUKM. Dengan demikian, selain dari sisi kepesertaan lebih banyak, masyarakat lebih banyak terlibat sekaligus promosi kawasan Pangandaran sebagai destinasi wisata dunia di Jabar,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)

Berita Terbaru

spot_img