Sabtu 28 Desember 2024

Bikers Brotherhood 1% MC Bentuk Pelajar Siaga Bencana

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Bikers Brotherhood 1% Motorcycle Club bentuk program Brotherhood for Children Care dan Brotherthood for Nature. Dua program para pecinta Motor Gede (Moge) ini untuk  memberikan pendidikan siaga bencana kepada pelajar.

El Presidente Bikers Brotherhood 1% MC Pegi Diar mengatakan, dua program tersebut merupakan wujud dari BB1%MC Bakti untuk Negeri dengan bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Kharisma Darussalam, Forum Relawan Jawa Barat, dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB).

Menurutnya, pendidikan kebencanaan ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran dan acuan dalam proses pembelajaran siaga bencana.

“Melalui pendidikan diharapkan peserta didik mampu berfikir dan bertindak cepat, tepat, dan akurat saat menghadapi bencana. Serta membangun sikap empati terhadap korban bencana, agar peserta didik dapat membantu orang lain secara tepat dan cermat,” ujarnya.

Simulasi siaga bencana sendiri digelar dengan melibatkan seluruh unsur pesera didik Yayasan mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan jajaran guru, di Kampus Yayasan Kharisma Darussalam, Cikampek, Jumat (16/11/2018).

Menurutnya, peseta didik harus memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kebencanaan. Maka dari itu, perlu dirancang penerapan kurikulum kebencanaan di lembaga-lembaga pendidikan sebagai salah satu upaya mempersiapkan peserta didik menghadapi bencana.

Lebih jauh dia mengatakan, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat bencana alam yang tinggi. Berbagai bencana bencana di Indonesia sebagian besar terkait secara langsung dengan proses geologi, seperti gempa bumi, longsor, vulkanic, liquifaksi, dan banjir.

Dilihat dari letak dan kondisi fisiknya, lanjut Pegi, Indonesia memiliki resiko tinggi terjadinya bencana karena secara geologis Indonesia terletak pada pertemuan lempeng Eurosia, Indo-Australia dan Pasifik.

Maka dari itu, tegas Pegi, Bikers Brotherhood 1% MC mempersiapkan masayarakat dan pelajar siap siaga dalam menghadapi bencana yang datang secara tak terduga dan tiba tiba.

Menurutnya, pola dan ragam kurikulum pendidikan kebencanaan yang diberikan kepada masyarakat dan pelajar pun disesuaikan dengan keadaan fisik daerahnya masing-masing. Karena, lanjutnya, ragam bencana alam yang dihadapi berbeda-beda.

“Setiap daerah memiliki karakteritik yang berbeda. Maka kurikulum kebencanaan mengakomodasi kearifan lokal yang ada,” pungkasnya.

(Ibenk/DAR)

Berita Terbaru

spot_img