Pasalnya, banjir di RW06 Cigugur Tengah itu bermula dari jebolnya tanggul di belakang perumahan Graha Indah, Kota Bandung.
Kemudian, saluran di perumahan itupun tidak optimal sehingga masuk ke Jalan Amir Mahmud dan bermuara di wilayah RW 06 yang berada di titik rendah.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Cimahi Muhammad Nur Kuswandana mengungkapkan, penanganan banjir di wilayah itu harus ada kolaborasi antara Pemkot Cimahi, Pemkab Bandung, dan Pemkot Bandung.
“Kami terus-menerus koordinasi dengan Kota Bandung, Kabupaten Bandung untuk melebarkan saluran,” kata M Nur saat ditemui di Cilember, Senin (12/11/2018).
Dia menegaskan bahwa perlu ada pelebaran saluran di hilir yang memasuki Melong Kota Cimahi, dan Margaasih Kabupaten Bandung.
Di wilayah Kabupaten Bandung, kata M Nur, butuh pelebaran hingga 9 meter, sedangkan kapasitas saluran air yang ada saat ini hanya 2 meter.
Sementara di wilayah Kota Cimahi, harus ada pelebaran sungai hingga 8 meter, sedangkan yang tersisa saat ini hanya 3 meter.
Pelebaran sungai khusus di Kota Cimahi akan ditambah dengan pelebaran sungai di wilayah Cigugur Tengah.
“Cigugur Tengah butuh 6 meter, yang ada sekarang 3 meter. Jadi harus dilebarkan,” katanya.
Khusus penanganan di Kota Cimahi, lanjut M Nur, pihaknya tengah berusaha untuk membebaskan lahan. Di wilayah Cigugur Tengah, ada sekitar 27 bidang tanah yang akan dibebaskan.
Sedangkan di Melong, pihaknya terus mengupayakan pembebasan lahan milik Dewi Sutratex.
Tidak hanya itu, pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Pemkab Banung.
Informasi terakhir, kata dia, Pemkab Bandung masih berharap bantuan dari Pemprov Jabar untuk pembebasan lahan di Margaasih.
“Kabupaten Bandung belum mengalokasikan dana untuk pembebasan lahan. Kami terus-menerus berkoordinasi,” kata dia.
(Achmad Nugraha/LIN)