Minggu 12 Januari 2025

Pemerintah Harus Beri Insentif Hilirisasi Industri

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Penambahan rantai nilai dari industri (hilirisasi) sebuah daerah harus dengan dorongan pemberian insentif dari pemerintah.

Pakar ekonomi Unpad Aldrin Herwany menjelaskan, hilirisasi menjadi alternatif untuk keluar dari berbagai permasalahan ekonomi, termasuk pelemahan rupiah terhadap dolar.

“Sekarang saat yang tepat untuk menggenjot hilirisasi,” tegas Aldrin, Sabtu, (27/10/2018).

Aldrin menjelaskan, ekonomi Indonesia mengalami sejumlah kendala mulai dari volatilitias kurs, daya beli masyarakat yang belum kembali menguat hingga angka pengangguran yang terus meningkat.

Menurut dia, hilirisasi menjadi salah satu solusi untuk membangkitkan perekonomian nasional yang saat ini lemah.

Pasalnya, hilirisasi pada dasarnya merupakan penambahan rantai nilai dari industri yang sudah ada, dengan cara membangun industri pengolahan lanjutan.

Sehingga akan menjadi industri yang relatif lebih tahan terhadap volatilitas kurs.

Adapun yang menjadi target hilirisasi adalah produk-produk alam seperti barang tambang dan pertanian, yang kandungan impornya relatif sangat minim.

“Jika industri pengolahan bisa bertumbuh secara massif di berbagai daerah, sudah pasti akan membuka berbagai lapangan pekerjaan baru. Dan kalau para pengangguran bekerja, daya beli masyarakat pasti akan menguat,” ucapnya.

Demi mendorong hilirisasi, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat ini meminta pemerintah memberikan insentif kepada pengusaha, di antaranya bisa berupa pengurangan pajak atau bahkan dibebaskan dari pajak selama beberapa waktu (grass period).

Selain itu, insentif lainnya bisa dalam bentuk kemudahan perizinan, pembangunan infrastruktur penunjang.

“Saat ini, baru di sektor mineral batubara melalui kebijakan kewajiban membangun smelter. Sedangkan sektor pertanian, produk hutan, hasil laut, dan lainnya sama sekali belum ada dorongan hilirisasi,” katanya.

Lebih lanjut dia menuturkan, untuk melahirkan produk turunan (derivatif) pengembangan industri pengolahan, sejumlah perguruan tinggi telah melakukan berbagai penelitian. Contohnya Unpad, terkait produk turunan kelapa.

Pihaknya melakukan penelitian dan pemberdayaan masyarakat di Pangandaran melalui pengembangan hilirisasi kelapa. Selama ini yang dikenal dari kelapa hanya produk santan.

Setelah dibina, lanjutnya, masyarakat setempat bisa mengolah kelapa menjadi sejumlah produk unggulan seperti tepung kelapa dan nata de coco. Bahkan sudah berhasil menyentuh pasar ekspor,” ucap Aldrin.

“Pemerintah, masyarakat, dan kampus harus memiliki sinergitas yang kuat, agar hilirisasi bisa menjadi jalan keluar yang efektif. Semua menyadari hilirisasi merupakan salah satu pilihan terbaik yang kita punya saat ini,” kata dia.

(AS/LIN)

Berita Terbaru

spot_img