BANDUNG, FOKUSJabar.id: BKKBN Jawa Barat beserta jajaran dan DPR RI Komis XI kembali menggelar acara sosialisasi keluarga berencana (KB) di Desa Rawa Bogo Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Sabtu (13/10/2018).
Perwakilan DPR RI Komisi XI Adang Sudrajat mengungkapkan,
pernikahan menjadi permasalahan penting dalam masyarakat di daerah pegunungan. Kenapa? Karena tidak adanya pemahaman tentang sosialisasi tentang KB yang belum sampai ke daerah pegunungan dan pedesaan yang diatas bukit.
“Pemerintah terus mengampanyekan bahwa pernikahan dini harus ditahan. Karena pernikahan dini akan berdampak buruk kepada ibu dan bayi. Makanya masyarakat Rawa Bogo harus mulai memberikan pemahaman bahwa pernikahan dini harus dimulai pada 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.Pertumbuhan penduduk harus dikendalikan dimulai dari desa Rawa Bogo,” ujarnya
Selain itu, Kabid KB OPD KB Kabupaten Bandung Ade Suparman mengatakan peserta KB di Kabupaten Bandung sudah mencapai 80 persen, tapi hanya sebatas menggunakan pil dan alat kontrasepsi saja.
“Pelayanan KB yang diselenggarakan BKKBN saat ini adalah untuk meningkatkan proses pengendalian penduduk. Saat ini kita di Kabupaten Bandung sedang mencoba untuk melaksanakan program KB Jangka panjang,” katanya.
Selain itu, Perwakilan BKKBN Jawa Barat Rukman memberikan alasan
kenapa masyarakat harus ikut kb?. Kerena kita akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita sebagai masyarakat jangan membandingkan antara program KB dengan rezeki oleh Allah untuk mendapatkan anak. Punya anak berarti rezeki dari Allah, sedangkan program KB untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat atau keluarga, ” jelasnya.
Menurut ia, kesejahteraan keluarga dapat dilihat dari ketahanan keluarga. ketahanan keluarga dapat diukur dengan tidak terjadinya perceraian dalam keluarga.
“Saat ini banyak terjadinya kawin cerai dalam masyarakat. Ini harus dihindari untuk dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraankeluarga,” tukasnya.
(Budi)
