BANDUNG, FOKUSJabar. co. Id: BKKBN Provinsi Jawa Barat bersama DPR RI Komisi IX menggelar acara sosialisasi Keluarga berencana (KB) di Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung (12/10/2018).
Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi mengatakan program sosialisasi tersebut tidak hanya berbicara alat kontrasepsi saja, tetapi bagaimana caranya agar program ini bisa membangun keluarga yang sehat dan sejahtera dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga secara optimal.
“Program KKBPK ini merupakan agenda yang harus diprioritaskan secara massif kepada masyarakat khususnya di daerah yang laju pertumbuhan penduduknya tinggi seperti di Kabupaten Bandung,” katanya.
Menurut ia, pertumbuhan penduduk akan berdampak pada kebutuhan lahan maupun pangan. Hal tersebut juga akan memicu permasalahan sosial seperti pendidikan dan lapangan pekerjaan, akibatnya kesempatan pendidikan berkurang, kesempatan berkerja menipis, kesempatan mendapat hunian yang layak sulit.
“Kita sebagai warga negara harus memikirkan bagaimana nanti generasi penerus bangsa kedepannya. Artinya kita juga harus ikut mensosialisasikan dan mengupayakan pengendalian jumlah penduduk,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Kintauli mengungkapkan program sosialisasi KB merupakan salah satu bentuk program prioritas BKKBN agar ketahanan keluarga dapat terjaga dan implikasi laju pertumbuhan penduduk dapat berkurang.
“Ikut serta dalam program ini utamanya adalah untuk merencakan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga bukan untuk membatasi kelahiran. Sehingga jangan sampai disalah artikan program ini secara negatif. Program ini juga untuk meningkatkan taraf hidup keluarga agar anak semakin berkualitas, orang tua bahagia, dan keluarga sejahtera. Semoga dengan adanya agenda sosialisasi ini masyarakat di Kec. Cimaung dapat menjadi percontohan bagi kampung lainnya,” bebernya.
Selain itu BP2KBP3A Kabupaten Bandung Endi menyatakan
laju pertumbuhan kepundudukan di Kabupaten Bandung merupakan paling tinggi setelah Kabupaten Bogor.
“Sekitar 60.000 s.d 70.000 jiwa/tahun dengan total penduduk 3 6 Juta Jiwa. Mengapa bisa demikian, karena Kabupaten Bandung menjadi sasaran tempat imigrasi penduduk dari luar Jawa Barat untuk mengadu nasib diberbagai industri yang ada disini. Oleh karena itu, dinas BP2KBP3A Kabupten Bandung sebagai dinas yang mengawal berjalannya program-program Keluarga Berencana sangat mendukung agenda sosialisasi seperti ini. Dengan terlaksananya agenda ini, ibu dan bapak dapat melakukan program KB agar adanya rentang waktu kehamilan. Sehingga, kehidupan berkeluarga harus direncanakan sejak sedini mungkin,”jelasnya.
Endi pun menyebutkan ada beberapa macam jenis KB, yaitu : Pil, Suntik, Implan dan IUD.
“Melihat saat dulu KB pernah memiliki masa kejayaan pada tahun 1970-1990 karena pemerintah berperan pro aktif dalam mendukung sosialisasi KB. Tetapi pada saat ini Kampung KB sudah mulai lesu dalam menyuarakan sosialisasi-sosialisasinya kepada masyarakat,”ucapnya.
Lebih lanjut Endi mengatakan kampung KB memiliki program unggulan yaitu kependudukan keluarga berencana pembanguan keluarga (KKBPK) dimana mempunyai tiga makna, yaitu Kependudukan, Keluarga dan Pembangunan.
“Dimana dalam melaksanakan hal tersebut dibagi menjadi tiga jenis pembinaan yaitu, Bina Keluarga Balita (BKB) Bina Bina Keluarga Remaja (BKR) Bina Keluarga Lansia (BKL) yang harus dipadupadankan denga delapan fungsi keluarga yaitu, agama, sosial, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan dan reproduksi,” bebernya.
(Budi)