Sabtu 11 Januari 2025

Emil: Buat Apa Menang di Porda XIII, Kalau Ambil Atlet Orang Lain

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) berharap, setiap Kabupaten/Kota bisa menampilkan kemampuan sebenarnya pada perhelatan Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII Jawa Barat tahun 2018 di Kabupaten Bogor.
Setiap Kabupaten/Kota diharapkan jujur dan menjunjung tinggi sportivitas dan fairplay.
” ‎Kita harus jujur dalam olahraga. Atlet pindah, pelatih pindah demi sebuah Porda. ‎Gak boleh begitu‎, buat apa menang kalau ambil atlet orang‎ lain. Apa yang dicari? Gengsi,” tegas Emil.
Jika cara seperti itu dilakukan, lanjut Emil, ada nilai hidup yang hilang. ‎Yakni, kita ingin menang tanpa berkeringat dan potong kompas‎. Hal ini akan mewariskan budaya yang buruk bagi generasi masa depan.
” Nanti yang dipelajari generasi kita ke depan adalah kalau ingin sukses dengan cara mensiasati aturan, potong kompas, hingga lakukan kolusi‎. Makanya, saat saya jadi Wali Kota Bandung, selalu bilang jangan memaksakan dan kita harus jujur pada kemampuan diri sendiri. ‎Dengan demikian, kata jujur dalam olahraga‎ itu menjadi hal yang penting‎,” terangnya.
Dengan alasan tersebut, Emil pun berharap agar gelaran Porda di masa depan bisa menampilkan apa adanya. Jika Kabupaten/Kota hanya memiliki kemampuan seadanya, hal tersebut harus menjadi pemacu lebih baik ke depan.
“Misalnya kita bikin kolam renang, bukan demi Porda malah ambil atlet renang dari daerah lain. Dengan tujuan, medali dapet, gaya dapat, terus dapat epukan tangan dari orang‎ lain. Saya ingin kejujuran, lamun sakitu nyak sakitu‎,” paparnya.
‎Jika kualitas prestasi di sebuah even mengalami kemunduran, maka kita harus melakukan introspeksi‎. Bagaimana segala kekurangan di masa lalu, harus diperbaiki sehingga lebih baik ke depan.
“Misal perbaiki infrastruktur kalau kurang, perbaiki kurikulumnya kalau kurang, perbaiki epemimpinannya kalau ternyata kepemimpinannya itu yang salah. Ini kritik saya selama ini yang ingin saya sampaikan‎n” tegasnya.
‎Emil meyakini jika ukuran prestasi dalam olahraga yakni pada sebuah even atau multi even. Termasuk pada saat Jabar menjadi juara di ajang PON XIX tahun 2016 silam menjadi sebuah kebanggaan.
” Tapi pertarungan dan pertaruhan sesungguhnya itu di Papua. Jika tidak menang di Papua maka mitos tuan rumah selalu juara itu selalu berulang-ulang dengan berbagai cerita dramanya‎. Tapi kalau kita bukan tuan rumah dan kita menang, maka saya haqul yakin jika kualitas SDM Jabar itu kelasnya terbaik se-Indonesia. Tapi kalau di Papua lepas, maka kredibilitas kita menang di Jabar tidak melegenda. Itu tantangan saya, jangan dianggap remeh,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)

Berita Terbaru

spot_img