CIMAHI, FOKUSJabar.id: Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa aktivis Ratna Sarumpaet yang juga aktif menyerukan tagar 2019 ganti presdien terus mengundang pertanyaan di kalangan masyarakat. Sebab, beredar kembali kabar bahwa lebam dan memar merupakan akibat dari operasi plastik.
Pengamat politik Universitas Jendral Achmad Yani (Unjani), Arlan Shidda turut menanggapi kasus Ratna Sarumpaet. Menurutnya, dengan kasus pengeroyokan Ratna Sarumpaet yang aktif menyerukan tagar 2019 ganti presiden adalah hoax dan akan merugikan kubu Prabowo-Sandi.
“Sudah terbukti oleh kepolisian bahwa kasus pengeroyokan adalah hoax, dan Ratna Sarumpaet tidak berada di Bandung” ujar Arlan.
Arlan menambahkan, munculnya hoax dalam kasus pengeroyokan tersebut, masyarakat akan berkurang kepercayaannya kepada Ratna Sarumpaet bahkan bagi kubu yang terlibat. Karena, ke depannya apabila terjadi kembali kasus kepada dia dan yang terlibat maka masyarakat akan berpikir apakah ini benar atau hoax untuk kepentingan pribadinya saja.
Selain itu, itu Arlan berharap kasus seperti menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat untuk memeriksa kembali kebenaran informasi yang diterima.
” Masyarakat saat ini harus lebih bijak dengan hadirnya media sosial yang dikhawatirkan menimbulkan informasi hoax dan ungkapan kebencian,” pungkas Arlan.
(Achmad Nugraha/Bam’s)