BANDUNG, FOKUSJabar.id : Untuk mencapai target tujuh kursi di DPRD Kota Bandung pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Bandung akan mengoptimalkan semua media sosialisasi. Salah satunya, melalui Media Sosial (Medsos) seperti Facebook (FB), twitter, WhatsApp (WA) dan Instagram.
“Kita akan konsentrasi juga melakukan sosialisasi Pileg 2019 melalui Medsos karena bagaimana pun juga Medsos punya peranan yang cukup penting,” ujar Ketua DPC PPP Kota Bandung, H Zaini Shofari saat ditemui di sekretariat DPC PPP Kota Bandung di Jalan Buah Batu Kota Bandung, Minggu (23/9/2018).
Zaini menuturkan, berdasarkan penelitian, medsos FB memiliki peran penting dan andil besar dalam melakukan sosialisasi hingga memiliki kontribusi sampai 12,5 persen. Sementara untuk twitter, WA dan jenis medsos lainnya memberikan dampak sekitar 5 persen.
“Jadi salah satu medsos yang akan kita optimalkan itu FB. Kekuatan medsos ini pun menjadi salah satu kunci dari keberhasilan Emil (Ridwan Kamil) di Pilgub Jabar 2018 lalu. Melalui medsos, kita ingin sosialisasi kita menyentuh generasi mileneal dan pemilih pemula yang merupakan pengguna terbesar medsos,” terangnya.
Meski demikian, Zaini mengaku jika sosialisasi secara tatap langsung dengan masyarakat pun akan tgetap dilakukan. Terjun langsung ke masyarakat, menjadi sebuah keharusan dan kewajiban bagi setiap caleg untuk bisa meraih simpati dan suara pada saat Pemilu 2019 mendatang.
“Medsos itu kan hanya dunia manya dan sifatnya abstrak, jadi tidak mungkin bersentuhan secara langsung dengan masyarakat. Medsos itu menjadi sarana untuk percepatan sosialisasi,” tambahnya.
Zaini mengaku jika saat caleg PPP sudah mendapatkan surat keputusan (SK) pada November 2018 lalu, pihaknya sudah menetapkan beberapa persyaratan. Beberapa diantaranya berkaitan dengan media sosialisasi melalui medsos.
“Jadi kita sudah minta setiap caleg harus punya HP android dan memiliki akun medsos. Saya pikir di Kota Bandung ini kan tidak terlalu sulit. Nanti tingga diatur saja konten mana yang lebih banyak porsinya dan konten mana yang tidak perlu diposting. Dengan demikian, untuk masuk ke pemilih milenial bisa terjangkau meski di sisi lain kita tetap lakukan sosialisasi secara konvensional,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)