spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    Emil Ingin Ulama Jabar Dakwah di Luar Negeri

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) bersilaturahmi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat, Bandung, Jumat (14/9/2018).

    Kedatangan Emil ke MUI untuk meminta dukungan dan masukan terkait jabatan barunya.

    Emil mengaku bahwa MUI merupakan organisasi pertama yang didatanginya sebagai gubernur. Sehingga, kehadirannya ini pun sebagai bentuk penghormatan kepada ulama.

    “Saya komit, apapun masalah di Jawa Barat, terkait keumatan, saya tanya dulu ke ulama,” kata Emil, Jumat (14/9/2018).

    Emil pun memuji ulama sebagai sosok yang memiliki keilmuan tinggi sehingga dirinya tidak ragu meminta pendapat.

    “Di sini tempat orang-orang berilmu. Ilmu ulama, adilnya pemimpin, akan menghadirkan kemakmuran bagi masyarakat,” katanya.

    Dalam pertemuan itu, Emil menggagas sejumlah program yang akan dikerjasamakan dengan MUI Provinsi Jawa Barat.

    “Akan membantu terwujudnya provinsi halal,” tutur dia.

    Selain itu, pihaknya akan melatih ulama agar menguasai bahasa Inggris. Setelah menguasainya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mengirim mereka ke luar negeri untuk mendakwahkan Islam ke mancanegara.

    Sementara itu, Ketua MUI Provinsi Jawa Barat Rachmat Syafei memuji rencana Emil tersebut. Berdasarkan hasil pembicaraannya dengan gubernur Jawa Barat tersebut, tokoh agama Islam ini mendukung pengiriman ulama asal Jawa Barat ke luar negeri.

    Rachmat menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman Emil yang diceritakan kepadanya, banyak warga di luar negeri khususnya Amerika Serikat yang mengenal Islam dari ulama asal Timur Tengah.

    “Berdasarkan pengalaman beliau (Emil), ketika kuliah (di Amerika), warga di sana mengenal Islam dari Timur Tengah. Inginnya dari masyarakat Indonesia,” jelas dia.

    Rachmat menjelaskan, pengenalan Islam dari Indonesia lebih baik dibanding Timur Tengah. Menurut dia, pengenalan Islam dari ulama Indonesia dilakukan dalam situasi yang damai.

    “Di Timur Tengah kan terkontaminasi, dalam keadaan perang. Kalau dakwah di Indonesia dalam keadaan damai, sehingga pemikirannya damai,” katanya.

    Bahkan, Rachmat dengan tegas menyebut bahwa pengenalan Islam dari Timur Tengah berpotensi menimbulkan radikalisme.

    “Eksesnya keras, radikal,” tegas dia.

    Oleh karena itu, Rachmat menilai MUI harus mencetak kader untuk mengirimkan ulama asal Indonesia agar bisa berdakwah di luar negeri.

    “MUI harus membuat kader dakwah, awalnya dari bahasa Inggris. Mereka tahu Islam dari Timur Tengah, padahal Islam dari Indonesia itu lebih bagus,” tutur dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img