SUKABUMI, FOKUSJabar.id: Kesehatan reproduksi mungkin sudah lazim dibicarakan oleh masyarakat di kota-kota besar. Akses media, tingkat pendidikan, dan kemudahan memperoleh berbagai informasi menjadi deretan faktor yang cukup menentukan tingkat kesadaran dan wawasan kesehatan reproduksi.
Namun, di masyarakat pedesaan, wawasan kesehatan reproduksi masih cukup rendah. Hal tersebut membuat BKKBN terus menggencarkan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi ke berbagai daerah, terutama pedesaan.
Senin, 3/9/2018, bertempat di desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, BKKBN Provinsi Jawa Barat kembali mengadakan kegiatan ‘Promosi dan Pelayanan KBKR di era JKN’.
“Saya harap melalui kegiatan ini, masyarakat bisa menambah wawasan tentang kesehatan reproduksi. Ini penting, sebab kesehatan reproduksi tidak bisa dipisahkan dari program keluarga berencana”, ujar Titin M. Andadari, yang hadir sebagai perwakilan DPPKB Kabupaten Sukabumi.
Hal itu diamini oleh Rahmat Mulkan. Rahmat yang juga menjabat sebagai Sekretaris BKKBN Jawa Barat ini menegaskan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Ia menegaskan bahwa kesehatan reproduksi adalah bagian penting dari program keluarga berencana (KB).
“Dalam KB ada istilah ‘4 terlalu’ yang harus dihindari. Yaitu, terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat, terlalu banyak. Empat hal itu akan sangat berkaitan dengan kesehatan reproduksi”.
Dalam acara tersebut, hadir pula Ribka Tjiptaning. Anggota komisi IX DPR RI ini, mengaku senang bisa terlibat langsung dalam kegiatan ini. Ia ingin ke depannya, masyarakat Sukabumi bisa benar-benar merasakan manfaat dari program KBKR ini. Ribka yang juga berprofesi sebagai Dokter ini, mengajak masyarakat untuk aktif menggalakan kembali program KB. Lebih lanjut ia menginginkan, melalui program KBKR ini masyarakat bisa semakin sehat dan sejahtera.
(Budi)