Minggu 12 Januari 2025

Bio Farma Ajak Produsen Vaksin Negara OKI Kolaborasi Riset

BANDUNG, FOKUSJabar. co. id: Mewakili Kementrian Kesehatan, industri vaksin institute Pasteur du Maroc, delegasi Tunisia dan Maroko mengunjungi Bio Farma, Bandung, Selasa (28/8/2018). Kedatangan mereka untuk mempelajari pembuatan vaksin mulai dari hulu ke hilir.

Untuk diketahui, sejak Desember 2017, Indonesia sudah ditetapkan menjadi Pusat Penelitian Vaksin di Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bidang Vaksin dan Bio
Teknologi.

Status itu pun mulai menarik perhatian negara anggota OKI, di antaranya Tunisia dan Maroko. Kedua negera itu berkunjung ke Bio Farma untuk mencari pengalaman dan pengetahuan pembuatan vaksin.

Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan megatakan, dari 57 negara anggota OKI, hanya sekitar tujuh negara yang sudah memiliki pabrik vaksin.

Tujuh negara itu, seperti Indonesia, Saudi Arabia, Maroko, Tunisia, Mesir, Senegal, dan Iran. Namun yang sudah diakui Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk vaksin dasar hanya Indonesia.

“Indonesia ini satu dari tujuh negara yang produk vaksin dasarnya sudah diakui WHO, hal itu pula lah yang membuat Tunisia dan Maroko tertarik belajar manajemen dan produkai vaksin di Bio Farma,” kata Rahman.

Saat ini, kata Rahman, supply vaksin ke Saudi Arabia sudah berjalan. Kerjasama ini untuk memenuhi kebutuhan vakson di negara arab dan negara-negara teluk.

Adapun produk vaksin yang akan dibantu Bio Farma, yakni produk imunisasi dasar seperti Polio, campak, tetanus, difteri, pertusis dan yang terbaru, yakni pentavalen, (DTP, Hb, Hib).

“Sehingga nantinya mereka bisa memproduksi dan memenuhi kebutuhan vaksin secara mandiri,” kata dia.

Selain sharing mengenai produksi vaksin, Bio Farma pun akan mengajak negara anggota OKI melakukan penelitian secara bersama-sama untuk menemukan vaksin baru, guna pencegahan penyakit baru, atau inovasi lainnya.

“Negara anggota OKI punya banyak peneliti yang bisa kita gabungkan untuk menemukan vaksin penyakit baru ke depan. Tantangan kita adalah menemukan vaksin dengan material yang tidak diragukam kehalalannya, ” terang dia.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img