BANDUNG, FOKUSJabar.id : Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya menyebut jika wisata Kota Bandung sudah paripurna. Hal ini didasarkan pada kelengkapan atraksi, aksesibilitas, hingga amenitas atau 3A di Kota Bandung.
“Bahkan atraksi yang dimiliki Kota Bandung, bisa saya sebut sudah mencapai kelas dunia,” ujar Arief usai menghadiri acara Halalbihalal dan Gebyar Seni Budaya Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) di Kampus STIE Ekuitas, Jalan PHH. Mustofa (Suci), Minggu (15/7/2018).
Arief menilai, kegiatan pariwisata di Kota Bandung pada saat ini sudah semakin berkembang. Salah satu contohnya yakni tren fesyen di Kota Bandung yang terus melejit. “Bandung ini sudah jadi pusat fesyen. Di Indonesia sudah nggak ada yang mengalahkan,” tambahnya.
Meski demikian, Arief menyarankan agar aksesibilitas wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung harus terus dikembangkan. Pasalnya, satu-satunya bandara di Kota Bandung, Bandara Internasional Husein Sastranegara, sudah tidak mampu lagi menampung wisatawan yang datang ke Bandung. Bandara tersebut hanya mampu menampung wisatawan yang datang maksimal sekitar 500 ribu orang.
Selain itu, perjalanan Jakarta-Bandung kini harus ditempuh dalam waktu empat sampai lima 5 jam. Sementara wisatawan menginginkan perjalanan yang kurang dari 2 jam.
“Jadi salah satu solusinya, dengan akses yang lebih baik dan waktu yang singkat. BIJB bisa jadi salah satu opsi akses yang perlu diandalkan. Jika ada ‘direct flight’ dari sana, itu bisa kurang dari 2 jam perjalanan. 500 ribu wisatawan dapat melalui (bandara) Husein dan kalau ditambah dari BIJB, saya prediksi bisa mencapai kunjungan 2 juta wisatawan di Kota Bandung. Dengan jumlah itu, setidaknya akan ada 2 miliar dolar beredar atau sekitar Rp30 triliun,” terangnya.
Terkait wacana wisata Halal yang akan dikembangkan di Kota Bandung, Arief menyebut dengan kelengkapan 3A akan semakin mudah menghadirkan wisata halal. Pasalnya, salah satu yang digemari wisatawan yang datang ke Bandung adalah fesyen. Sehingga khusus wisata halal, Kota Bandung bisa memberikan beberapa nama asalkan bisa menarik wisatawan.
“Pakaian muslim itu banyak digemari siapapun. Menjadikan Bandung sebagai pusat mode fesyen. Dengan memberikan nama Halal Turism, akan lebih mudah dan umum. Itu kan friendly untuk semua wisatawan,” tegasnya.
Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengaku, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan terus memperkuat destinasi wisata yang telah ada di Kota Bandung. Untuk wisata halal, Mang Oded akan memprioritaskan dari segi makanan atau kuliner serta tempat ibadah. Dua hal tersebut menjadi hal utama untuk kegiatan wisatawan yang datang nantinya.
“Tentu jika sudah di-branding sebagai wisata halal, maka tempat destinasi seperti kuliner harus halal dan dilengkapi dengan musala yang bagus jadi orang lebih nyaman. Beberapa tempat yang sering dikunjungi wisatawan, seperti pusat perbelanjaan harus memperbaiki tempat ibadah mereka. Seperti di Pasar Baru, itu perlu diperbaiki tempat ibadahnya agar lebih nyaman dan lebih bagus,” pungkas Mang Oded.
(ageng/bam’s)