TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id : Berdasarkan data di unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tasikmalaya Kota, hingga awal bulan Juli 2018 kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur masih tinggi.
Kanit PPA Polres Tasikmalaya Kota, Bripka Eka Ratnawati mengungkapkan, kasus kekerasan terhadap anak di Kota Santri, khususnya kekerasan seksual terbilang tinggi.
” Jumlah pelapor kekerasan seksual (cabul) yang kita terima dan diproses di tahun 2018 sampai bulan Juli ini sudah mencapai 20 kasus. Selain itu, ada kekerasan fisik 9 kasus, KDRT serta penelantaran anak,” kata Eka.
Menurutnya, kasus cabul di Kota Tasikmalaya terhadap anak dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Penyebabnya berbagai faktor. Diantaranya, faktor pergaulan, lingkungan, kurangnya pengawasan orangtua termasuk faktor gedget.
” Perlu keterlibatan dari semua pihak. Terutama peran orangtua harus lebih dimaksimalkan dalam membimbing anak-anak ke hal-hal positif. Termasuk peran dari keluarga terdekat serta lingkungan masyarakat,” tuturnya.
Kasus cabul terhadap anak lanjut dia, kebanyakan pelakunya adalah orang-orang terdekat korban. Yakni, di lingkungan keluarga dan tetangganya. Kekerasan ini melanggar UU No35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, pasal 81, 82.
(Seda/Bam’s)
