BANDUNG, FOKUSJabar.id : Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah menerima kekalahan Pasangan Calon (Paslon) yang diusungnya, Sudrajat-Syaikhu (Asyik) di Pemiihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018.
Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengumumkan secara resmi siapa pemenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018.
PKS mengakui kemenangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) setelah mendapatkan hasil hitung cepat pengumpulan C1 DPT yang dilakukan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jabar.
Namun, sikap PKS tersebut bertolak belakang dengan partai pengusung Asyik yang lain, Partai Gerindra.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jabar, Mulyadi menyebut, pernyataan Ketua DPW PKS Jabar Nur Supriyanto, yang merilis hasil perhitungan suara tidaklah mewakili tim pemenangan Asyik.
“Itu atas nama PKS Jawa Barat,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi, Rabu (5/7/2018).
Mulyadi masih optimis kemenangan akan diraih Asyik. Dia masih belum yakin Rindu menang hingga benar-benar ada pengumuman pemenang Pilkada Jawa Barat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menanggapi polemik yang terjadi antara PKS dan Gerindra, Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Muradi menilai, justru langkah PKS untuk mengakui kemenangan Ridwan Kamil sudah tepat.
Dalam kontestasi politik, kata Muradi, melakukan klaim politik kemenangan harus ditunjang oleh data dan informasi yang meyakinkan.
“Saya kira langkah PKS sudah betul menerima kekalahan di Pilgub Jabar, karena data dan informasi untuk mengklaim itu tidak lagi cukup kuat,” kata Muradi kepada FOKUSJabar.id melalui WhattsApp, Jumat (6/7/2018).
Muradi juga mengatakan, alasan PKS mengambil keputusan yang berbeda dengan Partai pengusung Asyik yang lainnya, kemungkinan PKS ingin menjaga basis pendukungnya dengan tidak membuat kecewa hanya karena saling klaim kemenangan.
(Ibenk/Bam’s)