spot_img
Selasa 23 Desember 2025
spot_img

Ingat! Jangan Palsukan Usia dan Manipulasi Data Atlet Pelajar di Popda Jabar XII

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat, Yudha M Saputra berharap, kota/kabupaten mendaftarkan atlet pelajar untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jabar XII tahun 2018, sesuai data sesungguhnya. Dalam arti, setiap kota/kabupaten tidak melakukan pencurian umur dengan pemalsuan dokumen atlet pelajar.
“Saya minta teman-teman dari kota dan kabupaten memasukkan data atlet pelajar yang sebenar-benarnya, tidak melakukan pencurian umur atau manipulasi data. Kegiatan Popda Jabar ini akan menjadi salah satu tolok ukur kesiapan kita menghadapi Popnas 2019 di Papua. Jabar sudah punya sejarah dengan dua kali menjadi juara umum Popnas. Dan bimtek ini menjadi bagian untuk memverifikasi data dari calon atlet pelajar yang akan berlaga di Popda Jabar XIV tahun 2018 nanti,” ujar Yudha saat ditemui di sela-sela pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) ke-II Peserta Popda Jabar XII tahun 2018 di Hotel Topas, Jalan Pasteur Kota Bandung, Rabu (4/7/2018).
Yudha menambahkan, saat ini performa atlet pelajar Jabar dalam kondisi yang sedang bagus. Hal tersebut dibuktikan dengan tampilnya beberapa atlet pelajar Jabar di ajang even olahraga internasional menghadapi atlet-atlet elite asal luar negeri.
Selain itu, pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016, atlet pelajar berhasil menyumbangkan sedikitnya 20 medali emas dari total raihan medali emas yang diraih kontingen Jabar. Kontingen Jabar sendiri tampil sebagai juara umum pada gelaran PON edisi ke-19 tersebut.
“Untuk itu, even Popda Jabar kali ini pun menjadi sangat strategis bagi Jabar. Tidak hanya untuk mempertahankan juara umum Popnas 2019 namun juga untuk PON XX tahun 2020 di Papua. Popda Jabar XII kali ini harus mampu menggali potensi para atlet pelajar yang diprediksi sekitar 20 persen sampai 40 persen bisa menjadi bagian dari kontingen Jabar untuk PON XX,” terangnya.
Jika pada saat pendaftaran sudah dilakukan kecurangan dengan melakukan pemalsuan usia dan atau manipulasi data atlet pelajar, lanjutnya, bukan tidak mungkin jika gelaran Popda Jabar XII tidak akan menghasilkan hal yang diinginkan. Baik untuk Popnas 2019 maupun untuk PON XX tahun 2020 di Papua.
“Ini untuk kepentingan Jabar dan Indonesia kedepan, jangan terkungkung dengan kepentingan prestise daerah saja. Jadikan ajang Popda Jabar XII ini sebagai ajang pembinaan jangka panjang karena atlet yang nanti akan berlaga menentukan masa depan prestasi olahraga Jabar. Tak hanya itu, jenjang prestasi para atlet pelajar pun akan lebih panjang dibanding saat potensi atlet baru diketahui di usia 20-an. Untuk itu, pada Popda Jabar XII ini kita libatkan semua pihak, termasuk talent scouting untuk persiapan di ajang yang lebih tinggi,” tegasnya.
Sementara Kepala Bidang Peningkatan Olahraga Prestasi Dispora Jabar sekaligus Ketua Pelaksana Popda Jabar XII/2018, Agus Komarudin menuturkan, pelaksanaan bimtek kali ini ditujukan untuk melakukan verifikasi faktual terhadap atlet-atlet pelajar yang sudah didaftarkan oleh 27 kota dan kabupaten secara online. Verifikasi tersebut dilakukan dengan mencocokan data atlet dengan syarat administrasi yang diwajibkan. Seperti raport terakhir, ijazah terakhir, hingga akte kelahiran atlet pelajar.
“Kita berharap semua jujur, kalau tidak berlaku jujur sejak saat ini maka tidak akan bagus. Kalau diawali dengan hal yang positif, saya yakin semua akan menjadi baik. Ingat jangan mengorbankan para atlet yang masih panjang masa depannya dengan hal yang negatif, kasian. Dengan melakukan pemalsuan usia dan atau manipulasi data, akan menjadi beban psikologis bagi atlet yang bersangkutan. Kalau dipaksakan, justru akan membuat atlet tersebut stres sehingga tidak berprestasi,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)
spot_img

Berita Terbaru