Rabu 8 Januari 2025

Sambangi Polda Jabar, Dedi Mulyadi Maafkan Pembuat dan Pengunggah Video Dukun Palsu

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyambangi Markas Polda Jawa Barat. Dia pun langsung menuju Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) kantor di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

Dedi tidak datang didampingi kuasa hukumnya Agus Sihombing untuk langsung memasuki ruang penyidik.

Kedatangan mereka tersebut dalam rangka menanyakan perkembangan laporan kasus video hoax dukungan dukun.

Sebagaimana diketahui, video tersebut sengaja dibuat dan disebarkan sebagai bentuk kampanye hitam terhadap Dedi Mulyadi.

Sebuah akun Facebook atas nama Mochamad Sa’ban Hanif resmi dilaporkan. Pemilik akun tersebut merupakan anggota barisan relawan Gerakan Untuk Ridwan Kamil (Gurka).

“Laporannya sedang diproses dan segera ditindaklanjuti. Ada pelanggaran UU ITE di sana. Saya menerima penyampaian bahwa semua warga negara diperlakukan sama di mata hukum. Kita ikuti seluruh prosesnya,” kata Dedi seperti rilis yang diterima FOKUSJabar.com, Senin (25/6/2018).

Atas hal tersebut, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian. Menurut dia, kerja-kerja profesional telah ditunjukan oleh pihak kepolisian.

“Saya ucapkan terima kasih, Pak Polisi sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Tinggal kita tunggu hasilnya,” kata dia.

Namun secara pribadi, Dedi mengaku tidak akan melanjutkan proses hukum. Hal ini berlaku apabila pelaku secara sukarela meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Ditambah, pelaku harus mengungkap aktor intelektual di balik aksinya tersebut.

“Kalau mau ketemu saya langsung di sini (Polda Jabar), misalnya, saya akan memaafkan. Tetapi, kalau tidak ada itikad baik, ya kita lanjutkan sampai persidangan sesuai mekanisme,” kata dia.

Untuk diketahui, alasan Dedi Mulyadi melaporkan video tersebut kepada pihak berwenang bukan karena merugikan, tetapi Dedi tidak ingin preseden buruk di masa yang akan datang. Sebagai orang kampung, dia mengaku selalu menjunjung nilai silih asah, silih asih dan silih asuh dalam berperilaku. Karena itu, orang yang lebih terdidik seharusnya lebih menjunjung tinggi nilai tersebut.

“Saya mah orang kampung atuh, tahunya juga silih asah, silih asih dan silih asuh. Ini kan dia yang membuat dan menyebarkan itu dari kota, seharusnya bisa lebih dari saya. Orang Jawa Barat nggak boleh saling menjatuhkan sesama dan orang lain,” kata dia.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img