BANDUNG, FOKUSJabar.id: Penjabat Gubernur Jawa Barat Moch Iriawan ingin operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) berjalan lebih efektif.
Untuk diketahui, saat ini Bandara Kertajati baru melayani satu rute penerbangan, yaitu Kertajati-Surabaya dan Surabaya-Kertajati. Sementara maspakai penerbangan Lion Air rencananya baru akan terbang dari Kertajati mulai bulan depan.
“Kita harus mempercepat operasional Bandara Kertajati agar betul-betul menjadi bandara terbesar kedua. Presiden sudah meresmikan dan itu (bandara) harus berjalan,” ungkap Iriawan dalam rapat pimpinan (Rapim) di Gedung Sate Bandung.
Penerbangan dari Kertajati ke Surabaya dan sebaliknya dirasa belum efektif mempersingkat waktu tempuh perjalanan tujuan Bandung-Surabaya dan Surabaya-Bandung.
Sebab, kata dia, orang Surabaya yang akan ke Bandung atau sebaliknya harus terlebih dahulu menempuh perjalanan hampir dua setengah jam dari Kertajati ke Bandung atau sebaliknya.
“Bagaimana dari Surabaya mau datang ke Bandung lewat Kertajati, sementara dari Kertajati ke Bandung hampir dua setengah jam. Penerbangan dari Surabaya ke Kertajati itu satu jam lima menit, kalau (Kertajati) ke Bandung satu jam 10 menit,” kata dia.
Lebih lanjut Iriawan meminta pihak terkait mempercepat proses penyelesaian Tol Cisumdawu.
“Percepatan revitalisasi (Tol) Cisumdawu itu harus ada progressnya. Kalau bandara itu (Kertajati) sepi, nggak bisa berkembang,” jelas dia.
Kaitannya dengam pemberangkatan haji tahun ini yang ditargetkan dari Kertajati, bisa dilakukan dari Sumedang dan Majalengka sebanyak lima kloter.
Namun, hal ini masih terkendala masalah penerapan sistem imigrasi. Proses imigrasi saat ini hampir seluruhnya dilakukan di Indonesia.
Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jabar Eddy M Nasution mengatakan, Kementerian Agama kurang bekernenan kalau (jemaah haji) diterbangkan dari Kertajati.
Hal itu tidak terlepas dari kesiapan proses imigrasi yang cukup panjang. Terlebih saat ini menjadi model juga.
“Dulu, seluruy proses imigrasi diproses di Jeddah (Arab Saudi), tapi sekarang sudah sebagian besar di Indonesia,” kata Edi.
Pada dasarnya, kata dia, Jawa Barat siap menerbangkan jemaah haji dari Kertajati. Karena inisiasi penerbangan haji ini dari Presiden Jokowi. Biaya yang dibutuhkan untuk pemberangkatan lima kloter haji sekitar Rp17 milyar. Pihak Pemprov Jawa Barat pun siap menyediakan anggaran Rp4 milyar dan sisanya diharapkan berasal dari Kementerian Agama RI.
Menanggapi hal itu, Iriawan menginstruksikan agar permasalahan krusial yang menghambat, seperti imigrasi, bisa dibicarakan dengan pihak terkait dari Kementerian Agama. Terlebih pemberangkatan jemaah haji dari Kertajati ini sudah menjadi keinginan Presiden Jokowi.
“Saya pikir ini (pemberangkatan jemaah haji dari Kertajati) harus jalan. Kalau nggak dimulai, kapan mau jalan. Tahun depan mungkin begitu lagi (masalah imigrasi) bicaranya,” pungkas Iriawan.
(LIN)