JAKARTA, FOKUSJabar.id: Persaudaraan Alumni (PA) 212 merekomendasikan nama pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai calon presiden (Capres) di tahun 2019 mendatang. Pengamat politik Populi Center Usep S Ahyar menilai bahwa diskursus pencalonan Rizieq sebagai Capres hanya sebatas wacana belaka yang tak mungkin terwujud.
“Harus dilihat lebih jauh, mereka ingin (Rizieq) bebas dari jeratan hukum. Kemudian membuat suatu manuver politik dengan mencalonkan sebagai calon presiden yang ingin membuat bargaining kepada pemerintah atau yang lain, ingin bebas dari jeratan itu,” kata Usep seperti dilansir, Rabu (30/5/2018).
“Agak berat kalau lihat konstelasi parpol yang ada di Indonesia, kader-kadernya sendiri saja yang punya kapasitas bisa jadi capres dibanding Rizieq masih banyak, ada Prabowo ada yang lain. Bahkan banyak tokoh parpol yang ngantri buat jadi capres atau cawapres,” tambahnya.
Usep juga menyoroti manuver-manuver yang dilakukan PA 212 belakangan ini ibarat sebuah partai politik yang bisa ‘seenaknya’ mencalonkan kandidat calon presiden.
Dia menyarankan PA 212 mau bertrasformasi menjadi partai politik jika telah yakin memiliki basis massa yang solid dan finansial yang cukup untuk memenangkan pemilu dan menjadikan Rizieq sebagai calon presidennya di pemilu 2023.
“Kalau punya finansial baik, dan ketokohan yang acceptable, ya bikin parpol saja. Kenapa nggak berani coba? Kalau mau main politik sekalian saja, jangan abu-abu gitu, berkompetisi sesuai peraturan yang berlaku,” kata Usep.
Kendati begitu, Usep mengamati bahwa selama ini massa yang tergabung dalam PA 212 hanya diincar oleh beberapa partai politik untuk kepentingan elektoral semata.
(Agung/LIN)