BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jawa Barat memiliki harapan terhadap rencana perpanjangan kerjasama bidang olahraga antara Jabar dan Gyeongsangbuk-Do. Pihaknya menilai masih ada berbagai hal yang masih membutuhkan penyempurnaan.
“Kerjasama ini sangat bagus untuk mendukung peningkatan prestasi olahraga Jabar. Tapi harus diingat juga, harus ada kesiapan dari kita. Baik dari sisi atlet, pengurus, hingga kesiapan sarana prasarana,” ujar Ketua Pengprov Porserosi Jawa Barat, Erry Sudradjat saat ditemui di lintasan sepatu roda Saparua, Jalan Saparua Kota Bandung, Rabu (30/5/2018).
Dari sisi atlet, pelatih dan pengurus, lanjut Erry, harus dibekali dengan kemampuan bahasa. Pasalnya, komunikasi antara atlet, pelatih, dan pengurus dengan pihak Gyeongsangbuk-Do kerap terkendala meski ada penerjemah.
“Kadang bahasa penerjemah itu kerap tidak sinkron dengan apa yang diungkapkan pelatih asal Korea Selatan. Jadi minimal, atlet, pelatih dan pengurus maupun pelatih asal Korea Selatan itu harus paham dan mengerti bahasa Inggris. Tidak harus bahasa Indonesia atau Korea,” terangnya.
Selain itu, dari sisi pemilihan pelatih, harus ada koordinasi dengan pihak cabang olahraga. Pasalnya, beberapa pihak cabang olahraga sudah memiliki pengalaman ditangani oleh pelatih asal Korea Selatan.
“Terkadang ada ketidakcocokan antara atlet dengan pelatih Korea Selatan yang dipilih. Seperti di cabang olahraga sepatu roda, kita sudah sangat cocok dengan pelatih yang dulu,” tambahnya.
Begitu pula dengan kesiapan sarana dan prasarana berlatih, jika proses latihan dilakukan di wilayah Jabar. Pasalnya, sarana prasarana berlatih di Jabar masih membutuhkan perbaikan sehingga proses latihan berjalan dengan baik dan lancar.
“Berbeda jika berlatih di Korea Selatan yang memiliki sarana prasarana yang sangat baik. Selain itu, para atlet bisa berlatih tenang karena tidak terganggu oleh aktivitas masyarakat lain. Berbeda dengan disini, yang harus bergntian dengan masyarakat umum,” pungkasnya.
(ageng/DAR)