BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa memastikan proyek Kolam Retensi dan Mesjid Al Jabbar, Gedebage, Bandung semakin dikebut guna memenuhi target. Terlebih proyek tersebut menjadi salah satu konsentrasi Pemprov Jabar , mengingat anggaran yang dialokasikan sangat tinggi.
“Kami pantau terus percepatannya, kedua proyek ini akan sangat bermanfaat bagi Kota Bandung,” kata Iwa saat mengunjungi proyek, Kamis (17/5/2018).
Kolam retensi yang dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum senilai Rp96 milyar, menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Iwa. Saat ini, kata dia, proyek itu menunjukkan kemajuan fisik cukup signifikan. “Dari laporan pelaksana proyek sampai Mei 2018, realisasi fisik sudah mencapai 60 persen dari target 56 persen, jadi ada surplus,” kata Iwa.
Pekerjaan pembuatan kolam yang rencananya akan menjadi pengendali banjir di kawasan itu sekaligus penampungan Masjid Raya Al Jabbar itu saat ini tengah dikebut lewat penambahan jam kerja.
“Pengerjaannya dilakukan dari berbagai sisi, Alhamdulillah cuaca saat ini sangat mendukung,” paparnya.
Namun masih ada sekitar 11 bidang lahan dengan luas kurang lebih 4 hektar di lokasi tersebut belum dibebaskan.
Plh Gubernur Jabar ini mengaku sudah menyiapkan anggaran, sementara pihak Kecamatan Gedebage dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) menuntaskan administrasi pembebasan lahan.
“Urusan lahan ini ditargetkan selesai bulan ini juga. Tugas kami mendorong BPN dengan data-data pendukung, salah satunya salinan surat tembusan permohonan penetapan lokasi kolam retensi Gedebage,” kata dia.
Dengan kondisi tersebut, Iwa memastikan proyek yang akan menampung sekitar 210 ribu meter kubik air itu bisa dituntaskan sesuai jadwal (Desember 2018). Meski masih ada sedikit kendala di lahan, Iwa memastikan hal itu bisa diselesaikan.
“Dananya ada di Dinas Bina Marga dan Penatan Ruang,” kata Iwa.
Sementara untuk proyek Masjid Raya Al Jabbar (Masjid Terapung), menurut dia, proyeknya sudah menunjukkan perkembangan yang jauh lebih baik dibanding tiga bulan sebelumnya. Biasanya defiasinya bisa minus 10 persen, sekarang hanya minus 4 persen.
Cuaca yang diprediksi sudah masuk kemarau, membuat kontraktor PT Wika Gedung bisa menggenjot pengerjaan fisik. Saat ini pengerjaan sudah memasuki pembangunan tiang pancang hingga pengecoran fondasi utama. Pengerjaan bisa dilakukan hingga 24 jam. Berhenti hanya untuk solat, berbuka puasa, sehabis tarawih kembali dikerjakan hingga sahur. Dengan dikebutnya pekerjaan, Iwa optimistis defiasi minus pada awal Mei ini bisa positif pada Juni mendatang.
“Paling yang harus dipersiapkan itu terkait kuota impor baja dan kaca, dari sekarang karena kebutuhannya terbilang cukup besar. Jadi ketika Oktober rangka dipasang barangnya sudah ada,” kata dia.
Sementara itu, Kadis Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar M Guntoro mengatakan, proyek yang ditangani pihaknya bekerjasama dengan BBWS Citarum menunjukan perkembangan positif dan diharapkan tuntas akhir tahun.
“Mudah-mudahan akhir Desember, kolam dan masjid tuntas bersama-sama,” kata Guntoro.
Pada 2018 ini, pihaknya sudah menganggarkan Rp100 milyar untuk pembebasan lahan. Namun karena masih ada kebutuhan sisa lahan di proyek kolam retensi dan masjid terapung,pihaknya akan menganggarkan di APBD Perubahan 2018.
“Anggaran untuk lahan kurangnya sekitar Rp33 milyar, nanti akan dianggarkan di perubahan,” kata dia.
Pihak kontraktor Wika Gedung memaparkan proyek masjid yang menelan biaya Rp511 milyar tersebut sudah memasuki tahap pembesian, dimana pengecoran fondasi utama ditarget selesai pekan ini.
“Ada pemasangan 100 titik pancang namun sementara kita hentikan karena tengah melakukan pengecoran. Ini tidak boleh ada getaran,” tuturnya.
Kontraktor juga memasang tower crane guna memudahkan lalu lintas perpindahan material, rencananya dua tower crane akan dipasang kembali guna makin mempercepat pekerjaan fisik yang kini mencapai 36 persen.
(LIN)