BANDUNG, FOKUSJabar.id : Program Citarum Harum dinilai terus menunjukan dampak positif. Selain di kawasan hulu, kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah kotoran hewan dan tinja mulai dilakukan secara bertahap.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) III Siliwangi, Kolonel Arh Desy Ariyanto menjelaskan, penanganan limbah tinja dan kotoran hewan banyak terjadi di sektor dua yaitu daerah Pacet Kabupaten Majalaya.
Tercatat, tinja manusia yang masuk ke Citarum mencapai 35,5 ton perhari, sedangkan kotoran ternak 56 ton perhari. Menurutnya, upaya edukasi yang dijalankan masyarakat sekitar mulai menumbuhkan kesadaran. Yaitu, mulai memberlakukan pengelolaan limbah agar bermanfaat untuk perkebunan.
“Limbah tinja dan kotoran hewan itu di sektor dua, sekarang masyarakat sudah diajari bagaimana mengelola limbah menjadi pupukm jadi daur ulang kan, tidak ada yang sia – sia,” ujar Desy, Kamis (26/4/2018).
Sedangkan permasalahan sampah, sungai yang melintasi Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Cimahi, Cianjur, Indramayu, Karawang, Purwakarta, Subang dan Sumedang dipastikan menjadi tempat berkumpulnya jutaan sampah. Tercatat, di akhir 2017, sampah organik dan nonorganik sebanyak 20,462 ton.
Hasil peninjauan di lapangan, menurut Desy, penumpukan sampah terjadi di sungai Citarum karena masih minimnya fasilitas tempat sampah.
“Kenapa banyak sampah di Citarum? Ternyata mereka bingung mau dibuang kemana, tempat sampah penuh. Ini yang dibetulkan Satgas Citarum, setelah sosialisasi, akhirnya di beberapa tempat dibuat TPS sementara,” katanya.
Bahkan, dalam pengelolaan sampahnya, Satgasus Citarum memberikan kepercayaan Babinkamtibnas dan Babinsa setempat menjadi penanggungjawab bank sampah.
“Dibuat pengelolaan sampah sementara, banyak berdiri bank – bank sampah, bahkan Babinsa, Babinkamtibnas jadi direktur Bank sampah,” terangnya.
(Adie/Bam’s)