BANDUNG, FOKUSJabar.id : Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memiliki solusi atas kompleksitas masalah yang berkembang di Jawa Barat. Kompleksitas tersebut menurut dia tidak akan pernah selesai oleh sosok pemimpin yang hanya berdiam di belakang meja.
Hal ini disampaikan mantan Bupati Purwakarta dua periode tersebut dalam Acara Mudzakarah Politik. Kegiatan ini digelar oleh ICMI Jawa Barat, Selasa (10/4/2018) di Kota Bandung dan menghadirkan seluruh pasangan calon di Pilgub Jabar.
“Kita ini sering bicara tentang spirit perubahan, ide dan gagasan semua kita sampaikan, tapi di dalam hotel dan gedung pertemuan. Forum diskusinya dibuat banyak sekali, kapan mau selesainya?,” ujar Dedi dalam keterangan persnya.
Atas fenomena ini, menurut pasangan Deddy Mizwar itu, dibutuhkan distribusi kewenangan untuk menyelesaikan masalah secara cepat. Sehingga, setiap strata pemerintahan tidak saling menunggu untuk melakukan tindak lanjut atas masalah yang muncul.
Untuk melaksanakan orientasi ini, pria kelahiran Subang, Jawa Barat ini menekankan sinergitas wilayah dalam lingkup terkecil.
“Ada 5.962 desa di Jawa Barat. Waktu para pemangku kebijakan di tingkat provinsi tidak akan cukup. Maka, caranya harus ada distribusi otonomi keuangan sampai tingkat terendah, tidak boleh tersentral,” ujarnya.
Dedi Mulyadi melanjutkan, jika pemimpin di daerah lebih menitikberatkan pada sentralisasi kekuasaan maka efektivitas pembangunan tidak akan berjalan. Hal ini karena tidak terdapat pengelolaan pemerintahan yang berpihak pada kecepatan pelayanan.
“Kalau semakin tinggi kekuasaan dan semakin besar uang yang dikelola, itu malah tidak akan efektif. Ini soal pengelolaan pemerintah yang berorientasi kepada pelayanan, ujung tombaknya ada di unit pemerintahan terkecil,” tuturnya.
Karena itu, calon wakil gubernur nomor urut 4 itu memiliki spektrum khusus dalam memahami Indonesia terutama Jawa Barat. Kata dia, seluruh daerah harus diperlakukan berdasarkan karakter daerahnya. Selama ini, karakter tersebut masih terabaikan oleh berbagai pihak.
“Saya mengartikan bahwa adanya Indonesia salah satunya karena ada karakter Jawa Barat. Begitu pun adanya Jawa Barat karena ada karakter Ciamis, Cirebon, Subang, Karawang dan daerah lain. Kita membutuhkan penguatan-penguatan karakter masing-masing wilayah,” pungkasnya.
(Adie/DAR)