BANDUNG, FOKUSJabar.id : Untuk mengukur kepuasan terhadap pelayanan yang diterima masyarakat, Kecamatan Bandung Wetan melakukan inovasi dengan membuat sistem Indeks Kepuasan Masyarakat Terpadu (IKAT). Sistem IKAT ini, merupakan salah satu upaya Kecamatan Bandung Wetan agar masyarakatnya puas atas pelayanan pemerintah.
Camat Bandung Wetan, Hilda Hendrawan menuturkan, pemerintah akan selalu memfokuskan pelayanan pada warga. Dan sejalan dengan perubahan zaman, pola pelayanan pun terus diperbaharui sehingga bisa lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan warga.
“Untuk itu kita membuat sistem IKAT ini untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan pemerintah. Kita sendiri membuat sistem IKAT ini karena wilayah Bandung Wetan merupakan jantung Kota Bandung sehingga memiliki karakteristik yang heterogen,” ujar Hilda saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana Kota Bandung, Kamis (5/4/2018).
Hilda menambahkan, IKAT sendiri dijalankan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. PermenPANRB itu mengatur tentang penyusunan instrumen survei untuk mengukur kepuasan publik.
“Jadi di dalamnya terdapat indikator-indikator yang dikeluarkan langsung dari kementerian mengacu pada ISO yang sudah ada standar SOP. Kami hanya mendata dan mengukur, apakah pelayanan kami sudah memuaskan atau tidak,” terangnya.
Kecamatan Bandung Wetan sendiri berposisi di jantung Kota Bandung dan memiliki luas 552 hektare yang terdiri dari tiga kelurahan. Yakni kelurahan Tamansari, Citarum, dan Cihapit serta termasuk kedalam wilayah padat penduduk dengan populasi 37.972 jiwa per Februari 2018.
Selain itu, Kecamatan Bandung Wetan pun menjadi lokasi hampir semua ikonik Kota Bandung. Mulai dari Gedung Sate yang menjadi Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Lapangan Gasibu, Fly Over Pasupati, hingga Teras Cihampelas dan Taman Jomblo. Begitu pun dengan beberapa kawasan wisata belanja, berada di wilayah Kecamatan Bandung Wetan. Seperti kawasan factory outlet di Jalan Riau dan Jalan Ir. H. Juanda (Dago).
“Dengan lokasi wilayah kami berada di pusat kota, ini membuat Kecamatan Bandung Wetan banyak menghadapi tantangan. Setiap sudut kota selalu disorot karena menjadi titik-titik pariwisata yang banyak dikunjungi pelancong sehingga kami memiliki tugas ekstra dalam mengelola wilayah. Karena itu kita terus berupaya meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah melalui IKAT itu,” tegasnya.
(ageng/bam’s)