Senin 16 Desember 2024

IPSI Kota Bandung Minta Jabar Jaga Atlet Tak Tampil di Porda Jabar XIII Karena Batasan Usia

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Bandung berharap IPSI Jabar maupun KONI jabar bisa mengikat para atlet pencak silat yang tidak bisa tampil di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar XIII pada Oktober 2018 mendatang di Kabupaten Bogor. Harapan tersebut diungkapkan seiring dengan akan dilantiknya kepengurusan provinsi IPSI Jabar masa bakti 2017-2021 di Hotel Horison, Jalan Lingkar Selatan Kota Bandung, Rabu (28/3/2018) petang ini.

Ketua Pengcab IPSI Kota Bandung, Cece Muharam menuturkan, program kerja dari kepengurusan IPSI Jabar masa bakti 2017-2021 setidaknya harus ada kesinambungan dalam pembinaan olahraga pencak silat di Jawa Barat dengan kepengurusan sebelumnya. Salah satunya terkait aturan dan ketentuan yang diterapkan di ajang Porda Jabar XIII, dimana kepengurusan IPSI Jabar dibawah pimpinan Phinera Wijaya ini setidaknya harus melanjutkan aturan serta ketentuan yang sudah ditetapkan oleh kepengurusan lama dibawah pimpinan Daday Hudaya.

“Salah satunya terkait aturan pembatasan usia atlet pencak silat yang bisa berlaga di Porda Jabar XIII untuk membela daerahnya yakni maksimal 21 tahun. Dan aturan tersebut setidaknya membuat beberapa atlet pencak silat yang masih memiliki kualitas mumpuni, tidak bisa bermain. Termasuk lima atlet pencak silat asal Kota Bandung yakni Wewey Wita, Selly Andriani, Ahmad Zulfikar, Eka Yulianto, dan Eri Budiona,” ujar Cece saat ditemui di sekretariat IPSI Kota Bandung, GOR Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).

Cece menambahkan, dengan tidak bisa bermainnya kelima atlet tersebut, Kota Bandung pun dipastikan akan kehilangan peluang untuk meraih lima medali emas dari atlet yang bersangkutan. Meski demikian, pihaknya secara bijak akan melihat keputusan pembatasan usia atlet di Porda Jabar XIII menjadi sesuatu yang baik untuk pembinaan olahraga pencak silat Jabar kedepan.

“Namun kita pun ingin menegaskan dan meminta pihak yang lebih tinggi yakni IPSI Jabar dan KONI Jabar untuk bisa menjaga dan memelihara para atlet tersebut karena mereka masih punya peluang yang sangat besar untuk meraih medali emas pada PON XX tahun 2020 di Papua. Setidaknya, IPSI jabar dan atau KONI Jabar bisa mengikat mereka sehingga tidak hengkang ke provinsi lain,” terangnya.

Meski demikian, Cece menilai jika jiwa ksatria dan rasa kedaerahan dari para atlet pencak silat ini cukup tinggi. Namun segala kemungkinan terkait pindahnya para atlet pencak silat tersebut ke daerah lain pada saat PON XX tahun 2020 di Papua pun masih bisa terjadi.

“Jadi semua itu tergantung pada pribadi masing-masing atlet, meski saya cukup percaya kalau jiwa ksatria mereka bisa diandalkan. Tapi kalau mereka merasa tidak diperhatikan, dijaga atau bahkan meresa tersingkirkan karena ‘dilarang’ bermain di Porda Jabar XIII, kemungkinan hengkang ke provinsi lain bisa saja terjadi. Jadi saya tegaskan sekali lagi, butuh tindakan nyata dari IPSI Jabar maupun KONI Jabar dalam menjaga dan memperhatikan atlet-atlet tersebut untuk tetap di Jabar. Dan salah satunya dengan pengikatan pasti atlet tersebut melalui program pelatda jangka panjang atau pemberian insentif bulanan sehingga mereka merasa tetap diperhatikan,” pungkasnya.

(ageng/bam’s)

Berita Terbaru

spot_img