spot_img
Senin 4 November 2024
spot_img
More

    Emil: Daerah Butuh Hub untuk Ruang Kreasi Anak Muda

    MAJALENGKA, FOKUSJabar.id: Pimpinan Jatiwangi Art Factory (JAF) Arif Yudi menyebut bahwa anak-anak muda butuh ruang kreasi. Alhasil JAF dibantu Berkaf membangun ruang kreasi di area JAF.

    “Tempat ini menjadi hub untuk ngumpul anak-anak muda yang ingin mengembangkan ekonomi kreatif, membuat pertunjukan musik, hingga diskusi politik,” kata dia di JAF Jatiwangi, Selasa (19/3/2018).

    Menurut dia, anak-anak sekarang juga mulai banyak yang suka dengan politik. Buktinya, diskusi- diskusi politik tumbuh di sini. Diskusi ini bisa menjadi edukasi politik bagi masyarakat.

    “Sekarang mencari pemimpin itu adalah mencari orang yang bisa kerja dan tahu cara mengerjakannya, agar dia bisa ajarin rakyatnya kerja,” kata Arif Yudi.

    Tidak hanya itu, ekonomi kreatif pun tumbuh di kalangan anak muda.

    Sementara itu Manager Apa Mart Pandu Rahadian menambahkan bahwa Apa Mart yang digelar di aula JAF ini sudah berlangsung 3 bulan lalu. Kegiatannya digelar satu bulan sekali. Yang jualan anak-anak muda di Jatiwangi.

    “Ide awal hanya menangkap aspirasi anak muda di Jatiwangi yang kreatif membuat produk tapi bingung cara menjualnya. Maka JAF menangkap aspirasi tersebut sehingga jadilah Apa Mart di lokasi ini,” kata Pandu.

    Apa Mart yang digelar di aula JAF itu tak sekadar tempat nongkrong biasa. Untuk bertransaksi, pengunjung harus membeli mpleng, mata uang pecahan 3 ribu, 15 ribu dan 30 ribu. mpleng yang terbuat dari tanah liat ini menjadi mata uang untuk transaksi di setiap gerainya.
    Barang yang dijual mulai dari kaos oblong, penganan, hingga handycraft.

    Sambil menikmati penganan, pengunjung pun akan dihibur oleh band-band lokal yang menyanyikan lagu-lagu indie ciptaan mereka.

    Cagub Jabar nomor urut 1 Ridwan Kamil yang berkunjung ke JAF merasa takjub dengan tempat itu. Menurut dia, masyarakat harus diberi tempat berkreasi. Melalui tempat seperti ini, mereka akan datang membuat karya – karya kreatif.

    “Bayangkan kalau tidak ada tempat seperti ini, masyarakat mau berekspresi di mana. Gagasan ini akan saya bawa ke kota kabupaten di Jabar,” kata dia.

    Dengan anak muda nongkrong positif, menurut dia, akan menghasilkan energi positif. Di JAF ini misalnya, tanah liat tidak harus menjadi genteng , dengan diolah secara kreatif ditambah citarasa seni bisa maka bisa menjadi aneka barang kesenian yang memiliki nilai jual tinggi.

    “Ketika idenya kreatif, bisa menambah nilai ekonomi yang tinggi. Itulah yang menjadi semangat saya membangun Jabar melalui pariwisata, ekonomi keeatif dan perdagangan secara digital, untuk mencapai market yang lebih luas,” kata Emil.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img