BANDUNG, FOKUSJabar.id : Jawa Barat mewaspadai kebangkitan Sumatera Utara di cabang olahrag bowling pasca keberhasilan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan ibu kota Medan itu menyabet juara umum pada Kejuaraan Nasional (kejurnas) Bowling 2018. Pada Kejurnas Bowling 2018, Sumut tampil sebagai juara umum dengan raihan tiga medali emas dan satu medali perak.
Pada kejurnas bertajuk Test Event Road to Asian Games XVIII/2018 yang digelar di venue Sport Bowling Center Jakabaring, Sumatera Selatan, Sumut berhasil menyisihkan pesaingnya DKI Jakarta yang menempati peringkat dua dengan raihan dua medali emas dan Jawa Barat yang meraih satu medali emas serta satu perunggu harus puas di peringkat tiga. Bahkan juara umum PON XIX, Jatim justru gagal meraih medali emas dan hanya mengoleksi satu medali perak dan tiga medali perunggu.
Tiga medali emas bagi Sumut sendiri disumbangkan dari nomor single putri atas nama Aldila Indriayati, lalu dari nomor single putra dan master putra melalui atletnya, Hardy Rachmadian. Sementara DKI Jakarta meraih dua medali emas dari nomor trio putra dan nomor master putri atas nama Novie Pang.
“Juara umum pada kejurnas kemarin yakni Sumut harus diantisipasi. Sehingga tantangan kedepan bukan hanya dari DKI Jakarta. Kalau Jatim yang sebagian besar atletnya berasal dari Jabar, justru berada di bawah kita saat kejurnas,” ujar Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengprov PBI Jabar, Hermawan saat ditemui di Siliwangi Bowling Center, Jalan Lombok Kota Bandung, Kamis (8/3/2018).
Pada pelaksanaan kejurnas bowling 2018, lanjut Hermawan, hanya Jabar dan Sumut yang didominasi oleh atlet muda. Namun dari 12 provinsi yang mengikuti gelaran kejurnas tersebut, Jabar pun menjadi satu-satunya daerah yang murni diperkuat oleh atlet hasil binaan sendiri.
Jabar pun bisa disebut sebagai penyuplai atlet bowling bagi beberapa provinsi di Indonesia. Sebut saja nama atlet bowling papan atas di Indonesia seperti Tannya Roumimper, Puteri Astari, Yery Romadhona, Oscar, Billy M Islam, Fachri Askar hingga Adyandra Anugra.
Tannya Roumimper, Puteri Astari, Billy M Islam, Oscar, dan Fachri Askar kini memperkuat Jatim setelah hengkang pada tahun 2015 menjelang pelaksanaan PON XIX/2018. Lalu Yeri Romadona kini memperkuat DKI Jakarta serta Adyandra Anugra memperkuat Sumut karena pindah domisili.
“Jadi sebenarnya, Jabar itu penyumbang atlet bowling terbanyak di Indonesia. Ini membuktikan pembinaan olahraga bowling di Jabar itu cukup berhasil. Bahkan secara organisasi, Jabar menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki kepengurusan PBI di tingkat kota dan kabupaten terbanyak di Indonesia,” terangnya.
Meski demikian, Hermawan menyebut jika kaderisasi atlet cabang olahraga bowling di Jabar tetap berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dengan prestasi yang ditorehkan atlet muda Jabar di ajang Kejurnas Bowling 2018 dengan raihan satu medali emas dan satu medali perunggu yang disumbangkan atlet muda.
“Di kejurnas bowling itu kita turunkan atlet muda yang paling tua berusia 25 tahun dan yang paling muda Talitha Raisa yang masih duduk di bangku SMP. Jabar menyumbang tiga atlet di kamp pelatnas junior yakni Talitha, Wibianzo, dan Sabira yang sebelumnya mewakili Indonesia di ajang Junior Asian School,” tuturnya.
Dengan potensi yang dimiliki, Hermawan menuturkan jika Jabar tetap berpeluang menjadi sentra olahraga bowling di nasional. Salah satu hal yang masih kurang dimiliki oleh atlet muda Jabar yakni minimnya jam terbang mereka pada beberapa kejuaraan dengan level yang tinggi.
Hal ini berbeda dengan pembinaan yang dilakukan daerah lain. Salah satunya Sumut, yang mengirimkan atlet muda mereka Aldila Andriayati untuk berlatih bowling di negeri Paman Sam hampir empat tahun. Begitu pun dengan provinsi lain seperti DKI Jakarta dan Jatim yang kerap mengirimkan atlet mereka untuk mengikuti kejuaraan level internasional di luar negeri.
“Hasilnya bisa dilihat, atlet Sumut, Aldila mampu meraih medali emas di nomor single putri. Jadi salah satu kekurangan atlet kita hanya jam terbang saja untuk mengasah mental mereka saat tampil di pertandingan yang sebenarnya. Kalau dari sisi teknik dan fisik, atlet-atlet muda kita sudah mampu bersaing dengan atlet senior yang ada di pelatnas atau atlet dari provinsi lain. Jadi satu hal yang harus digenjot adalah bagaimana atlet kita mendapatka banyak kesempatan bertanding karena di olahraga bowling, mental menjadi salah satu hal utama selain teknik dan fisik,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)