BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor menjadi dua daerah terbanyak yang menjadi tujuan mutasi atlet menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat XIII, Oktober 2018 mendatang. Hingga saat ini, jumlah mutasi yang berhasil diverifikasi oleh Tim Pokja Mutasi KONI Jabar mencapai 366 kasus mutasi.
“Dari 366 kasus mutasi yang berhasil kami verifikasi, ada tiga daerah yang menjadi tujuan utama atlet pindah. Yakni Kota Bekasi, tuan rumah Kabupaten Bogor dan yang ketiga juara bertahan Porda Jabar XII, Kabupaten Bekasi,” ujar Ketua Tim Pokja Mutasi Porda Jabar XIII, Agus Salide saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (20/2/2018).
Sebelumnya, pihaknya memprediksi jika tuan rumah Porda Jabar XIII Kabupaten Bogor akan menjadi daerah utama tujuan atlet melakukan mutasi. Namun berdasarkan verifikasi yang dilakukan, ternyata Kota Bekasi yang menjadi daerah terbanyak melakukan mutasi atlet.
“Ada sebanyak 74 kasus mutasi atlet yang berhasil kami verifikasi dengan daerah tujuan ke Kota Bekasi. Dan dari angka tersebut, sebanyak 53 pengajuan mutasi atlet melibatkan atlet-atlet yang berasal dari luar provinsi Jabar,” tambahnya.
Agus menjelaskan, untuk kasus mutasi dengan tujuan Kabupaten Bogor mencapai 29 kasus. Dari total kasus mutasi atlet menuju Kabupaten Bogor, sebanyak 12 kasus mutasi melibatkan atlet yang berasal dari luar provinsi Jabar dan 17 kasus merupakan perpindahan atlet yang berasal dari kota/kabupaten di Jabar.
“Sementara untuk Kota Bogor, ada 28 ajuan mutasi yang 16 diantaranya dari luar provinsi Jabar. Sedangkan untuk Kota Bandung, sebanyak 21 atlet mengajukan untuk pindah ke kota/kabupaten lain dan sembilan atlet yang masuk ke Kota Bandung,” tuturnya.
Untuk cabang olahraga sendiri, dari 366 kasus mutasi yang sudah diverifikasi, sepak takraw menjadi cabang olahraga yang terbanyak yang melakukan mutasi atlet. Tercatat sebanyak 66 atlet melakukan mutasi di cabang olahraga sepaktakraw dan mayoritas berasal dari luar provinsi Jabar yakni dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
“Selain sepak takraw, di cabang olahraga catur, loncat indah, dan panahan pun terjadi mutasi atlet yang cukup banyak,” tambahnya.
Terkait keputusan diterima atau tidak mutasi tersebut, Agus mengaku jika pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada kebijakan Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin. Pihaknya hanya bertugas untuk melakukan verifikasi dari setiap cabang olahraga terkait mutasi atlet. Apakah sesuai dengan aturan dan tahapan yang sudah ditetapkan atau tidak.
“Mutasi atlet memang tidak dilarang, namun tidak dianjurkan. Silakan mutasi, tapi tetap harus ditempuh aturan dan tahapannya. Dan untuk ajang multieven tingkat daerah seperti Porda, idealnya sih mengutamakan atlet-atlet hasil pembinaan sendiri sehingga bisa diketahui proses pembinaan atlet di daerah tersebut berjalan atau tidak. Apalagi harus ‘membeli’ atlet dari luar provinsi yang dipastikan menggelontorkan dana yang tidak sedikit dan hanya untuk meraih prestasi di satu even saja seperti Porda tapi tidak memberi kontribusi bagi Jabar,” tegasnya.
(Ageng/Vetra)