“Ciri masyarakat yang menjunjung tinggi sejarahnya bukan dengan membentuk bangunan fisik, tapi menanamkan nilai-nilai luhur dari sejarah itu sendiri,” kata Yagus, Senin (19/2/2018).
Pihaknya pun akan ikut melestarikan budaya kegaluhan dalam bidang pendidikan, bahkan memasukannya dalam mata kuliah di Unigal.
Pihaknya pun akan ikut serta dalam meneliti sejarah Galuh, hingga menghadirkan pemateri, seperti dari Kabuyutan Galuh Sadulur (keturunan asli kerajaan Galuh).
BACA JUGA:
Duh! Tahun 2024 DBD di Kota Bandung Tertinggi di Indonesia
Sementara itu Rektor Unigal Yat Rospia Brata menambahkan, rasa bangga terhadap Galuh harus terus digelorakan, terlebih di kalangan generasi muda.
Terlebih menurutnya, Galuh bukan sekedar nama, lencana atau gelar.
“Galuh ini lebih kepada nilai luhur daru raja-raja dimasalalu yang menorehkan sejarah besar di penjuru dunia. Bagaimana karakter kegaluhan itu sendiri menjadi suatu hal yang dijunjung dan dihormati oleh orang-orang yang mengerti atau mereka yang menjadi bagian dari sejarah itu,” paparnya.
(Riza M Irfansyah/LIN)