GARUT,FOKUSJabar.id: Di tengah COVID-19, banyak hal yang dilakukan masyarakat untuk membunuh kejenuhan, terlebih anak-anak yang biasa bermain di luar rumah.
Seperti yang dilakukan Muhammad Fadhil Danirofii Sudrajat (Fadhil) siswa kelas VI SDN Regol 13, Kabupaten Garut. Dia memilih mengisi waktunya dengan bermain musik.
Kegemarannya menggebuk drum semakin rutin dilakukan di tengah pandemi, terlebih di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Fadhil mengasah skillnya setelah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selesai.
Putra pasangan Hj Tjenikasari dan H Dadang Sudrajat itu terus mengembangkan bakatnya dengan berlatih skill drum di rumahnya Perum Bumi Anggrek Residen 2, Tarogong dengan bimbingan Dion LB Music secara virtual.
BACA JUGA: 4 Hari Tak Diangkut, Sampah di Pasar Wanaraja Garut Menggunung
Fadhil mengaku, menjalani pembatasan jarak fisik dengan beraktivitas dari rumah tentu membutuhkan adaptasi yang tak mudah. Menurutnya, tanpa sekolah, tidak bisa bertemu teman atau kegiatan lain yang biasa dilakukan merupakan waktu sulit dan membosankan.
“Setelah PJJ, aku bermain drum dibimbing Om Dion LB Music,” kata Fadhil kepada FOKUSJabar, Sabtu (31/7/2021).
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut lebih peduli terhadap perkembangan seni dan membangun sarana aktivitas seni bagi generasi muda.
“Tepat rasanya kalau Pemkab Garut saat ini membangun sarana aktivitas seni bagi generasi muda di tengah pandemi Covid-19,” ungkap Fadhil.
Ayahanda Muhammad Fadhil, Dadang Sudrajat mengatakan, orangtua dalam kondisi seperti bisa menjadi teman yang baik bagi anak. Salah satunya dengan memberi kesempatan pada anak untuk bermain dan bersantai agar menyenangkan meski di dalam rumah.
Menurut dia, bermain atau belajar musik di tengah situasi seperti ini sangat tepat. Selain bisa meningkatkan daya tahan tubuh juga bisa menangkal kemungkinan terinfeksi COVID-19.
“Musik akan membuat seseorang lebih rileks. Selain bisa memperbaiki daya tahan tubuh, mendengarkan musik yang disukai juga akan membantu mengontrol stress,” kata dia.
(Bambang Fouristian)
