spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Sekolah Farmasi ITB Kenalkan Penggunaan Teknologi Bagi Guru PJOK

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Penerapan teknologi dalam semua sendi kehidupan menjadi sebuah kemustahilan, termasuk dalam melakukan pengetesan kebugaran seperti yang dilakukan Sekolah Farmasi ITB.

    Sekolah Farmasi ITB menggelar Pelatihan Penggunaan Teknologi Dalam Pengetesan Kebugaran Bagi Guru PJOK dan Peserta Didik Tingkat SMA di Kota Bandung. Kegiatan digelar di Aula SMA Negeri 2 Bandung, Jalan Cihampelas Kota Bandung, baberapa waktu lalu.

    “Kegiatan dihadiri 23 guru olahraga di Kota Bandung dengan tujuan memberikan pelatihan terkait teknologi terbaru yang dapat digunakan dalam proses pengajaran kebugaran jasmani,” kata Ketua Panitia Pelatihan, Dr. Didi Sunandi, M.Pd., Kamis (1/7/2021).

    Didi mengatakan, tes kebugaran merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat kebugaran seseorang. Saat ini, tes kebugaran yang telah dilakukan sebagian besar hanya menggunakan timer/stopwatch manual sebagai parameter pengukuran.

    “Stopwatch sebagai alat pencatat waktu, digunakan oleh hampir semua guru dan pelatih untuk kegiatan pengetesan kebugaran para siswa maupun atlet. Ini disebabkan pengoperasian stopwatch yang mudah dan praktis,” kata dia.

    BACA JUGA: Jerman Tarik Seluruh Pasukan Militer dari Afghanistan

    fokusjabar.id sekolah farmasi ITB
    Pelatihan Penggunaan Teknologi Dalam Pengetesan Kebugaran Bagi Guru PJOK dan Peserta Didik Tingkat SMA di Kota Bandung yang digelar Sekolah Farmasi ITB. (FOTO: Istimewa)

    Namun, lanjut dia, data catatan waktu yang terekam tidak dapat diintegrasikan dengan sistem pencatatan waktu yang berbasis digital. Permasalahan lainnya adalah, saat penulisan catatan waktu ke dalam form tes sangat memungkinkan terjadi kesimpangsiuran oleh adanya human error yang menyebabkan hasil test tidak sesuai dengan catatan waktu yang disebutkan oleh pemegang stopwatch.

    “Untuk itu diperlukan suatu perangkat instrumen pengetesan tes kebugaran (khususnya untuk tes kebugaran 2,4 km) yang memiliki tingkat akurasi tinggi dan dapat terkoneksi dengan internet. Dan kegiatan ini memberikan edukasi dan pengenalan teknologi pengukuran kebugaran kepada guru dan peserta didik di Kota Bandung,” Didi menerangkan.

    Didi mengatakan, banyak keuntungan yang dapat diambil dari kegiatan yang digelar. Diantaranya menambah pengetahuan mengenai alat bantu sistem pencatatan waktu terbaru yang dapat menyimpan data dalam jumlah besar.

    “Selain itu, dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dalam kegiatan pendidikan olahraga maupun penelitian,” kata dia.

    Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. memaparkan terkait pentingnya kebugaran jasmani, keuntungan dari jasmani yang bugar, promosi dan teori terkait bugar jasmani. Termasuk latihan jasmani terkait kesehatan serta latihan jasmani terkait penampilan sport.

    “Kebugaran jasmani dapat menentukan kualitas dari sistem imun manusia, keuntungan dari jasmani yang bugar berupa kesehatan fisiologis maupun psikologis. Selain itu, jasmani yang bugar dapat meningkatkan rasa percaya diri, mengendalikan stress dan meningkatkan produktivitas kerja,” kata Bambang.

    Latihan jasmani terkait kesehatan, lanjut dia, dapat dipicu dengan pendekatan modifikasi perilaku, pendekatan reinforcement, dan pendekatan perilaku kognitif. Bambang pun menjelaskan terkait kiat-kiat untuk mempertahankan budaya gerak agar sistem imunitas yang kuat dapat tercapai.

    “Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan komunitas-komunitas budaya gerak, dimana permainan tradisional termasuk ke dalamnya. Selain itu, sebaiknya sekolah memelihara adanya permainan tradisional,” kata dia.

    Pemateri lain, Iwa Ikhwan Hidayat, S.Si., M.Or. memaparkan terkait alat pengetesan. Iwa memaparkan terkait bagaimana cara penggunaan alat pengetesan dan data yang bisa didapatkan dari alat tersebut.

    “Alat pengetesan tersebut adalah Floor Mate RFID dan RFID TAG,” kata Iwa.

    Uji coba alat sendiri dilakukan di track lari SMAN 2 Bandung. Uji coba pada enam orang siswa SMAN 2 Bandung, dimana alat RFID TAG dipasang di sepatu ke-6 siswa.

    “Jadi saat murid berlari, para guru dapat melihat kecepatan tiap murid dan berapa putaran yang sudah dilewati setiap murid pada laptop yag sudah terinstal software didalamnya. Hasil yang dapat dilihat pada laptop berupa grafik kecepatan, percepatan, endurance/vO2max dan nilai-nilai lainnya,” kata Iwa.

    Kegiatan tersebut dihadiri Kepala SMAN 2 Bandung, Drs.Deddy Chrisdiarto, Ketua Kelompok Keilmuan Olahraga SF ITB, Dr. Samsul Bahri, M.Kes. lalu Kepala Cabang Pendidikan, H. Arief Subakti, S.Pd., M.Pd. Dekan Sekolah Farmasi ITB, Prof. apt. I. Ketut Adnyana M.Si., Ph.D.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img