spot_img
Jumat 19 April 2024
spot_img
More

    Wisuda 1502 Lulusan, Rektor UPI Ingatkan Tantangan Dunia Pendidikan Ditengah Pandemi

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melantik 1502 lulusannya dari berbagai jenjang pendidikan pada kegiatan Wisuda Gelombang II Tahun 2021 di gedung Achmad Sanusi, kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Rabu (23/6/2021). Kegiatan tersebut digelar secara daring melalui zoom untuk seluruh peserta wisudawan, sedangkan yang hadir secara luring menerapkan standar protokol kesehatan melalui pengecekan suhu tubuh sebelum masuk gedung, pelaksanaan tes antigen, memakai masker serta menjaga jarak.

    1502 lulusan yang diwisuda pada gelombang II tahun 2021, terdiri dari 20 orang lulusan jenjang diploma (D3), dan lulusan jenjang sarjana (S1) sebanyak 1092 orang. Sedangkan untuk lulusan jenjang magister (S2) sebanyak 297 orang, dan 93 orang lulusan jenjang doktor (S3).

    Dari setiap jenjang, dipilih lulusan terbaik pada wisuda gelombang II tahun 2021. Yakni Restu Rosdini P dengan IPK 3,47 dari program studi Teknik Mesin FPTK jenjang D3, Angela Vitadewi dengan IPK 3,97 dari Program Studi Fisika FPMIPA di jenjang S1. Lalu dari jenjang S2, lulusan terbaik yakni Rinita Rosalinda Dewi P dengan IPK 3,96 dari program studi Pendidikan Umum dan Karakter SPS UPI serta Saripudin yang meraih IPK 4,00 dari program studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan SPS UPI pada jenjang S3.

    BACA JUGA: Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Kota Bandung Naik Hingga 93 Persen

    fokusjabar.id wisuda UPI
    Para lulusan UPI yang mengikuti kegiatan Wisuda UPI Gelombang II Tahun 2021 di gedung Achmad Sanusi, Rabu (23/6/2021). (FOTO: Istimewa)

    Rektor UPI Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A memberikan selamat atas keberhasilan para wisudawan menyelesaikan program studinya masing-masing di berbagai jenjang pendidikan. Terutama bagi para lulusan terbaik di setiap jenjang pendidikan maupun lulusan terbaik dari setiap fakultas.

    Solehuddin pun memberikan gagasan dan pemikiran terkait Transformasi Pendidikan untuk Antisipasi Learning Loss Pasca Pandemi Covid-19. Rektor menuturkan, menata kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan memerangi pandemi Covid-19 bukanlah pilihan ‘either/or‘, namun keduanya harus dilakukan secara bersamaan.

    “Tentu dengan menata kebiasaan baru yang jauh lebih teratur, sehat dan disiplin agar tetap bugar dan terhindar dari wabah,” kata Solehuddin.

    Menurutnya, tantangan bagi dunia pendidikan di tengah pendemi yakni anak-anak harus tetap dapat belajar sambil berupaya memutus mata rantai sebaran virus. Karena itu, Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), melalui kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR).

    “Namun, kini timbul kehawatiran akan hilangnya kesempatan mereka untuk belajar (learning lost) serta deficit of competency selama periode BDR. Learning Loss tidak hanya akan menjadi ancaman yang luar biasa terhadap mutu pendidikan, tetapi juga terhadap keadilan layanan pendidikan (educational equity),” Solehuddin menerangkan.

    fokusjabar.id wisuda UPI
    Penyerahan ijazah kepada salah seorang lulusan pada kegiatan Wisuda UPI Gelombang II Tahun 2021 di gedung Achmad Sanusi, Rabu (23/6/2021). (FOTO: Istimewa)

    Kesenjangan layanan pendidikan antar-segmen masyarakat, kata Solehuddin, telah terjadi. Segmen masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged groups) jauh dari kesiapan mereka untuk mengikuti PJJ online karena tidak memiliki akses yang sama dengan mereka yang beruntung (advantaged groups) terhadap internet bahkan perangkat digital-pun (laptop, gawai, atau tablet) tidak mereka miliki.

    “Masa pandemi ini adalah momentum untuk kita melakukan hal-hal besar dan fundamental. Untuk mencegah penularan virus, sementara para siswa harus tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga kita perlu melakukan berbagai upaya praktis agar pendidikan kembali berjalan normal,” Rektor UPI melanjutkan.

    Setelah pandemi berlalu, lanjut Rektor, sekadar menormalkan praksis sekolah tidaklah cukup namun diperlukan sebuah transformasi pendidikan. Yakni sebuah ‘desain besar’ untuk mengubah pendidikan secara mendasar.

    “Benang merahnya bukan menaikan APK atau APM seperti yang kini dominan dilakukan, tetapi melakukan transformasi kurikulum sekolah dan sistem pembelajaran secara menyeluruh dan mendasar. Baik dominasi kontennya maupun remodeling proses pembelajarannya, yang didukung segenap ekosistem yang kondusif,” kata dia.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img