spot_img
Jumat 19 April 2024
spot_img
More

    Sejarah Ekstasi, Efek dan Bahayanya, Wajib Tahu!

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: MDMA (3,4-Metilendioksimetamfetamina) atau biasa disebut Ekstasi, E, X, atau XTC merupakan senyawa kimia yang kerap digunakan sebagai narkoba yang membuat penggunanya menjadi sangat aktif dan merasa gembira.

    Ketika dimasukkan lewat mulut, efek obat ini akan kambuh pada 30–45 menit dan berakhir 3–6 jam. Obat ini juga terkadang dimasukkan melalui hidung atau diasapkan. Sejak 2017, MDMA tidak menerima penggunaan medis.

    Ilustrasi. (web)

    Efek penggunaan Ekstasi diantaranya rasa ketagihan, masalah ingatan, paranoia, susah tidur, penggerusan gigi, pandangan buram, berkeringan, dan detak jantung yang cepat.

    Penggunaan juga dapat menyebabkan depresi dan cepat lelah. Kematian telah dilaporkan karena suhu tubuh meningkat dan dehidrasi.

    BACA JUGA: Bak Nostalgia, Ridho Rhoma Kembali Diciduk Polisi

    Ekstasi meningkatkan pelepasan dan menurunkan asupan kembali neurotransmiter serotonin, dopamina, dan norepinefrin dalam bagian otak. Ia memiliki efek stimulan dan psikedelik. Peningkatan awal diikuti dengan penurunan jangka pendek dalam neurotransmiter.

    Sejarah Ekstasi

    Ilustrasi. (web)

    MDMA pertama kali dibuat tahun 1912. Obat ini digunakan untuk meningkatkan psikoterapi yang dimulai pada 1970-an dan menjadi populer sebagai obat jalanan pada tahun 1980-an.

    Ekstasi umumnya terkait dengan pesta dansa, dan musik dansa elektronik. Obat ini sering dijual dicampur dengan zat lain seperti efedrin, amfetamin, dan metamfetamina, Pada tahun 2014, antara 9 dan 29 juta orang antara usia 15 dan 64 tahun, menggunakan ekstasi (0.2% sampai 0.6% dari populasi dunia). Hal tersebut secara luas mirip dengan persentase orang yang menggunakan kokain, amfetamin, dan opioid, tapi lebih sedikit daripada ganja. Di Amerika Serikat, sekitar 0.9 juta orang menggunakan ekstasi pada tahun 2010.

    Namun, MDMA secara umum legal di sejumlah negara. Pengecualian terbatas kadang-kadang dibuat untuk penelitian. Para peneliti sedang menyelidiki apakah beberapa dosis rendah MDMA dapat membantu dalam mengobati, dalam pengobatan anti gangguan stress posttraumatik (PTSD) parah. Pada bulan November 2016, fase 3 percobaan klinis untuk PTSD telah disetujui oleh United States Food and Drug Administration untuk menilai efektivitas dan keamanannya.

    Efek Ekstasi

    Ilustrasi. (web)

    Pengguna MDMA mulai menimbulkan efek subjektif dalam waktu 30 sampai 60 menit setelah dikonsumsi, mencapai puncak pada sekitar 75 sampai 120 menit yang stabil sekitar 3.5 jam.[19]

    Efek psikoaktif jangka pendek yang diinginkan dari Ekstasi meliputi:

    • Euforia – rasa kesejahteraan dan kebahagiaan umum.
    • Peningkatan kepercayaan diri, sosialisasi dan perasaan komunikasi yang mudah atau sederhana.
    • Efek entaktogenik – peningkatan empati atau perasaan kedekatan dengan orang lain dan diri sendiri.
    • Relaksasi dan mengurangi kecemasan
    • Peningkatan emosionalitas
    • Rasa kedamaian batin
    • Halusinasi ringan
    • Peningkatan sensasi, persepsi, seksualitas dan
      Gelisah.

    Bahaya Ekstasi

    Ilustrasi. (web)

    Sejak awal pemakaian hingga seseorang mengalami ketergantungan ekstasi, Narkoba ini dapat memberikan efek samping bagi kesehatan fisik dan mental, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    Efek ekstasi jangka pendek

    Efek ekstasi biasanya bisa dirasakan 20 menit setelah obat ini diminum, misalnya halusinasi, kebingungan, dan merasa cemas. Pengguna ekstasi juga bisa merasakan efek pada tubuhnya, seperti penglihatan kabur, mual, menggigil, sakit kepala, detak jantung meningkat, serta kaku-kaku pada sendi dan otot.

    Dalam beberapa jam setelah mengonsumsi ekstasi, pengguna bakal sulit berkonsentrasi dan t mengamati gerakan. Oleh karena itu, orang yang sedang berada di bawah pengaruh obat terlarang ini berpotensi lebih besar mengalami kecelakaan saat berkendara.

    Menkonsumsi Ekstasidalam dosis tinggi (overdosis) dapat menyebabkan:

    • Tekanan darah tinggi
    • Hilang kesadaran
    • Serangan panik
    • Kejang
    • Hipertermia
    • Efek-efek yang disebabkan oleh overdosis ekstasi bisa sangat berbahaya bagi tubuh, bahkan menyebabkan gagal ginjal akut hingga kematian.

    Efek ekstasi subakut

    Penggunaan ekstasi biasanya memiliki pola yang khas, yaitu periode terus-menerus menggunakan ekstasi, diikuti dengan periode tanpa penggunaan ekstasi sama sekali, kemudian diulang. Penggunaan ekstasi lama-kelamaan dapat menimbulkan kerusakan pada jantung dan aritmia.

    Selain itu, pada periode saat pengguna tidak mengonsumsi ekstasi sama sekali, ia bisa mengalami:

    Depresi
    Gangguan ingatan dan konsentrasi
    Kecemasan
    Mudah tersinggung

    Efek ekstasi jangka panjang

    Dalam penggunaan jangka panjang, efek ekstasi terhadap kesehatan dapat menimbulkan:

    • Gangguan tidur
    • Depresi
    • Penyakit jantung
    • Perilaku impulsif
    • Penurunan kecerdasan
    • Sulit mengontrol emosi
    • Gangguan ingatan dan konsentrasi
    • Perubahan kepribadian
    • Beberapa efek samping ini mungkin tidak hanya disebabkan oleh ekstasi, melainkan akibat dari penggabungan ekstasi dengan beberapa obat lain, seperti kokain, alkohol, atau ganja.

    Efek putus obat

    Ilustrasi. (web)

    Ketika seseorang sudah menggunakan ekstasi dalam jangka lama, ia akan membutuhkan dosis yang semakin tinggi untuk mencapai rasa bahagia yang diinginkan. Apabila dosis itu tidak bisa tercapai, misalnya jika seseorang berhenti memakai ekstasi, ia akan mengalami efek putus obat atau sakau.

    Gejala putus obat yang bisa dirasakan antara lain gelisah, bingung, lelah, sulit tidur, hingga depresi berat. Rasa tidak nyaman inilah yang bisa membuat orang ingin terus menggunakan ekstasi hingga akhirnya mengalami overdosis.

    Bila pengguna ekstasi tidak sadar bahwa dirinya sedang hamil dan masih terus mengonsumsi ekstasi, hal ini bisa sangat berbahaya bagi janinnya. Efek ekstasi pada kehamilan dan janin antara lain cacat lahir, kelahiran prematur, atau keguguran.

    Mengingat begitu banyak efek ekstasi bagi kesehatan, sebaiknya jangan sekali-sekali mencoba ekstasi. Jika Anda sudah terlanjur menggunakan ekstasi, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani rehabilitasi narkoba.

    Informasi ini dirangkum dari berbagai sumber.

    (Agung)

     

     

     

     

     

    Berita Terbaru

    spot_img