spot_img
Jumat 19 April 2024
spot_img
More

    Alfred Riedl Meninggal Dunia, Ini Jejaknya bagi Sepakbola Indonesia

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mantan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, menghembuskan nafas terakhirnya di usia ke-70 di Wina, Austria, Senin (7/9/2020) malam waktu setempat. Kabar meninggalnya Riedl disampaikan media Austria, Kurier.

    “Dunia sepakbola Austria berduka. Alfred Riedl meninggal dunia akibat kanker pada tengah malam. Mantan pelatih Timnas Austria itu didampingi oleh istri tercintanya, Jola, hingga akhir hayat. Ia meninggal pada usia 70 tahun,” tulis laman Kurier seperti dikutip Okezone, Selasa (8/9/2020).

    Sebelum menangani timnas Indonesia, Riedl sebelumnya membesut timnas Vietnam pada periode tahun 1998–2001, 2003–04, dan 2005–07. Riedl pun membawa Vietnam menempati posisi runner up Piala AFF 1998, lalu medali perak SEA Games 1999, dan runner up King’s Cup 2006. Lalu di tahun 2009-2010, Alfred Riedl pun didapuk sebagai pelatih timnas Laos.

    Melansir CNN Indonesia, pada 2006, Alfred Riedl mengalami masalah kesehatan dan diketahui menjalani operasi cangkok ginjal di Vietnam. Pelatih yang tiga kali menangani timnas Vietnam ini pun melakukan konferensi pers terkait operasi cangkok ginjal setelah sempat simpang siur tentang kondisi kesehatannya.

    fokusjabar.id alfred riedl timnas indonesia
    Alfred Riedl saat menjadi pelatih timnas Vietnam. (FOTO: WEB)

    BACA JUGA: Sabtu (12/9), Persib Hadapi Bhayangkara FC

    Beberapa hari usi konferensi pers, puluhan warga Vietnam menawarkan donor ginjal kepada Riedl. Lalu ada dua kandidat pendonor ke Austria untuk menjalani operasi dan Riedl masih merahasiakan nama pendonor ginjalnya.

    Di tahun 2010 saat pertama kali menangani timnas Indonesia, Riedl sempat dibuat menangis oleh salah satu stasiun televisi Indonesia ketuika dipertemukan dengan pendonornya. Dia mengaku berutang nyawa dengan pendonor asal Vietnam tersebut dan mengatakan tidak akan bisa membalas jasa pria Vietnam tersebut.

    Alfred Riedl menukangi timnas Indonesia dalam tiga periode. Yakni tahun 2010-2011, 2013-2014, dan 2016-2017.

    Pelatih berkebangsaan Austria ini pernah mencatatkan prestasi terbaik bagi tim Merah Putih. Yakni mencapai babak final dan finish sebagai runner up di Piala AFF 2010 dan 2016.

    Kenangan di ajang Piala AFF itu, menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan bagi publik sepak bola Indonesia seiring kepergian pelatih kelahiran Wina, 2 November 1949 tersebut. Saat tahun 2010, skuad Garuda yang saat itu diperkuat Markus Horison, M Ridwan, Ahmad Bustomi, dan Christian Gonzales lolos ke partai puncak Piala AFF.

    Namun dalam laga final yang menggunakan sistem home and away, Indonesia atas Malaysia dengan agregat 2-4. Pada leg pertama di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pasukan Riedl kalah 3-0 melalui dua gol Safee Sali dan satu gol Mohamad Ashaari.

    Pada leg kedua yang digelar di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia hanya menang dengan skor 2-1. Dua gol timnas Indonesia dicetak Mohammad Nasuha dan M Ridwan, sedangkan gol bagi Malaysia dicetak Safee Sali.

    fokusjabar.id alfred riedl timnas indonesia
    Alfred Riedl saat melakukan seleksi pemain Timnas Indonesia. (FOTO: WEB)

    Kebersamaan Riedl dan Timnas Indonesia berakhir seiring dualisme di tubuh PSSI pada 2011. Mantan striker timnas Austria 1975-1978 itu pun kembali ke Laos sebagai Direktur Teknik.

    Kemudian di 2012, Riedl dipercaya menjadi kepala pengembangan pemain muda di klub Belgia CS Vise yang saat itu dimiliki pengusaha Indonesia.

    Setelah dualisme PSSI berakhir, Alfred Riedl kembali menangani Timnas Indonesia yang akan menghadapi Piala AFF 2014. Namun harapan melaju ke final seperti tahun 2010 gagal terwujud.

    Saat itu, tim Merah Putih gagal lolos dari fase grup. Indonesia bergabung bersama Vietnam, Philipina, dan Laos di grup A.

    Setelah imbang dengan Vietnam 2-2, timnas Indonesia ditekuk Filipina dengan skor telak 0-4 sekaligus menjadi kekalahan pertama Garuda dari The Azkals.

    Meski di laga terakhir menang 5-1 atas Laos, namun timnas Indonesia gagal lolos dari fase grup setelah Vietnam menang 3-1 atas Philipina. Indonesia pun menempati peringkat tiga di klasemen akhir grup A.

    Pada 2015, Riedl sempat dipercaya menangani PSM Makassar. Namun dia mundur karena masalah kesehatan, tepatnya proses pemulihan pascatransplantasi ginjal.

    Setahun berselang, Alfred Riedl kembali ke Timnas Indonesia untuk berjuang kembali di Piala AFF 2016. Indonesia tergabung di Grup A bersama Thailand, Singapura dan tuan rumah Philipina.

    Kalah 2-4 ata Thailand di laga pertama, Boaz Solossa dan kawan-kawan berhasil bermain imbang 2-2 kontra Filipina dan melaju ke babak semifinal usai mengalahkan Singapura 2-1.

    Di babak semifinal Piala AFF 2016, Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam dengan aggregate 4-3. Keberhasilan di tahun 2010 pun kembali terulang dan Riedl kembali membawa Indonesia ke partai puncak yang menerapkan sistem home and away.

    Asa untuk menjadi juara Piala AFF 2016 sempat terbuka saat menang 2-1 atas Thailand pada leg pertama di Stadion Pakansari, Bogor. Namun asa tersebut menghilang setelah Boaz Salossa dan kawan-kawan harus kembali menelan pil pahit dan kalah 0-2 pada leg kedua di stadion Rajamangala, Bangkok.

    Sebelum berkelana sebagai pelatih di negara-negara di Asia Tenggara, karier kepelatihan Riedl bermula di Austria serta Afrika. Berawal pada tahun 1989-1990, sata melatih klub asal Austria, Wiener Sport-Club kemudian dipercaya menjadi pelatih timnas Austria pada 1990-1991.

    Setelah itu, Alfred Riedl kembali dipercaya menjadi pelatih timnas Liechtenstein (1997–1998) sebelum memulai karirnya melatih timnas negara Asia Tenggara. Riedl pun sempat melatih timnas Palestina pada tahun 2004–2005, sebelum akhirnya kembali melatih timnas Vietnam.

    Sebagai pemain, Alfred Riedl lebih banyak membela klub-klub negara kelahirannya, Austria dan Belgia. Mulai dari Austria Wien (1967-1972), Sint-Truiden (1972–1974), FC Antwerp (1974–1976), Standard Liège (1976–1980), FC Metz (1980), Grazer AK (1981–1982), Wiener Sport-Club (1982–1984), dan menutup karirnya sebagai pemain di VfB Mödling pada 1984–1985.

    Selamat jalan Coach!

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img